Sunday, April 13

Ujian Nasional, Hadapi dengan YAKIN

2 comments
Halo, Selamat sore.

Udah nggak kerasa besok adalah hari yang paling dinanti untuk sebagian siswa SMA dan sederajat. Yup, Ujian Nasional. Saya sendiri Alhamdulillah lulus melewati Ujian Nasional dengan susah payah. Alhamdulillah.

Di Indonesia sendiri, Ujian Nasional udah sering dan beberapa kali “diedit”.

Pada tahun 2013, dimana itu adalah tahun pertama dan terakhir saya mengikuti Ujian Nasional, Kode soal yang disediakan panitia ada sekitar 20 kode. Dan tahun kami ini adalah tahun pertama sistem peng-kode-an hingga 20 kode ini. Pada tahun sebelumnya, tahun 2012, kode soalnya hanya ada 5. Yup, naik hingga 4 kali lipat untuk jumlah kodenya.

Ditahun ini juga teman teman, Ujian Nasional hanya diselenggarakan untuk 2 jenjang pendidikan saja. Yaitu SMA dan SMP. Pada tahun 2013, Sekolah Dasar pun juga mengikuti Ujian Nasional. Suatu langkah yang entah saya sendiri tidak tahu apakah bagus atau sebaliknya. Tapi ini adalah bukti sistem UN kita sering sekali diubah ubah.

Untuk tanggal pelaksanaannya, SMA dilaksanakan besok, Senin, 14 April hingga 16 April. Susulannya, tanggal 22 April sampai 24 April. Sedangkan untuk SMP dilaksanakan pada tanggal 5 Mei hingga 8 Mei. Susulannya, tanggal 12 Mei sampai 16 Mei. Saya tidak akan memberika jadwal Program Paket C, karena tulisan ini tidak dibuat sedikitpun untuk mengarah kesana. Lulus 100% adalah harga yang tidak bisa ditawar. Bukan begitu?

Dan yang bagi saya membuat perbedaan yang lebih menghebohkan lagi adalah hasil Ujian Nasional SMA akan digunakan sebagai bahan pertimbangan memasuki Perguruan Tinggi. Nilai Ujian Nasional ini akan menjadi syarat SNMPTN 2014 bersama rapor dari semester 1 sampai semester 5.

Ini perbedaan yang menjadikan strategi “peperangan” melawan UN menjadi sangat berbeda dengan tahun saya.

Kenapa saya menganggapnya “peperangan”? Bukan pertandingan?

Karena jelas dan semua tahu, UN ini adalah penentu hidup dan matinya siswa SMA. Seperti perang, antara kalian mampu melewati dan memenangkan perang itu atau kalian mati disana.

Kalau pertandingan, kalian hanya sekedar kalah dan mengulanginya lagi untuk tahun depan. Tapi, coba tanya pada diri kalian dan seluruh teman SMA yang ada di Indonesia,

Apa kalian mau melakukan hal itu?

Tulisan ini sepertinya kejam sekali ya.. Bukannya motivasi biar tenang, tapi malah seolah menakut nakutinya dengan kata kata mati.

Bukan seperti itu juga sih.. Yang ingin saya sampaikan adalah saat ini kalian benar benar memasuki wilayah keadaan yang sangat krusial dan menentukan. Sadari dulu hal ini. Karena ini merupakan bentuk wujud tanggung jawab kalian selama 3 tahun berguru di SMA. Dan yang paling penting, jangan meremehkan situasi ini dengan bertindak tidak bijaksana.

Yang kedua, situasinya bahkan menjadi lebih susah dari sekedar lulus atau tidak lulus. Karena jika memang lulus namun nilainya malah jatuh, sangat bisa sekali akan mengurangi kesempatan masuknya kalian pada Perguruan Tinggi.

Jadi sekarang pilihannya ada 3:

1.      Tidak lulus. Dimana kalian akan mengulang lagi ataupun kejar paket C. Dan semua orang didunia pasti tidak ingin kalian masuk kesini.

2.      Sekedar lulus. Dimana nilai kalian hanya sedang sedang saja, atau bahkan benar benar ”sekedar lulus” dengan nilai kritis alias ngepres dengan nilai kelulusan yang menurut saya, tidak terlalu tinggi.

3.      Lulus dengan cemerlang. Dimana nilai kalian memasuki kategori super duper memuaskan bahkan syukur kalau bisa mencapai nilai tertinggi sesekolahan, kabupaten, provinsi, bahkan nasional. Kesempatan SNMPTN diterima akan semakin baik.

Situasi ini berbeda dengan keadaan saya dulu, dimana UN berjalan dengan sangat semrawut dan berlangsung dengan atmosfir ketidak percayaan terhadap hasilnya. Yang pada akhirnya, Rektor se Indonesia setuju untuk tidak menggunakan nilai UN sebagai persyaratan memasuki PT. Jadi, “sekedar lulus” saja tidak menjadi masalah yang besar. UN waktu itu saya pandang sebagai sebuah pertarungan gengsi. Yaa kalau nilai rendah, gengsi lah. Seperti itu kurang lebih. Dan saya cuek saja. (Jangan dicontoh, ini contoh tidak baik!)

Tapi saya perjelas sekali lagi, bahwa strategi perjuangan kalian sangat berbeda. Lebih berat. Dan begitu seterusnya untuk generasi generasi dibawah kalian.

Cukup disini saya menebar momoknya.

***

Saya ingin menceritakan sebuah kisah sedikit.

Beliau bernama Thariq bin Ziyad. Beliau ini memimpin sekitar 7000 pasukannya untuk menaklukkan Andalusia alias Spanyol. (Yup, negeri dengan bahasa paling seksi kedua setelah Indonesia). Panglima Perang itu berhasil membawa 7000 pasukannya mendarat dengan kapalnya menyeberang ke daratan Spanyol. Setelah berhasil sampai didaratan Spanyol, Thariq bin Ziyad ini melakukan tindakan yang ekstrem. Beliau membakar seluruh kapal yang membawa mereka (pasukannya dan Thariq sendiri) sampai di Spanyol. Pasukannya pun bingung dong. Ini pemimpin gila kali ya? Tapi nggak gitu juga sih.

Setelah membakar kapal kapalnya, Thariq berpidato dihadapan pasukan pasukannya:

Di mana jalan pulang? Laut berada di belakang kalian. Musuh di hadapan kalian. Sungguh kalian tidak memiliki apa-apa kecuali sikap benar dan sabar.

Singkat cerita, mereka mampu menaklukkan Spanyol dengan gemilang.

Kisah kedua juga mirip.

Ada seorang Jendral kejam bernama Xiang Yu yang ingin memaksakan anak anak buahnya untuk bertarung hingga titik darah penghabisan. Jalan yang ditempuh Xiang Yu agar pasukannya menjadi mau berjuang hingga sekuat tenaga adalah dengan mengancam kelangsungan hidup anak buahnya dengan cara membakar kapal yang digunakan untuk kembali dan membuang seluruh persediaan makan. Sehingga, kalau si pasukan ini masih pengen hidup, jalan satu satunya adalah dengan berjuang, lalu menang! Baru deh kalo udah menang, persediaan makanan bisa dikuasai lagi.

Kalian merasa kondisi kehidupan kalian saat ini mirip dengan kisah diatas nggak?

Mario Teguh pernah menasehatkan pada saya, “ Kadang, dalam kehidupan ini, perlu agar kita itu bertindak seolah olah tidak ada jalan selain itu”

Kondisi dimana kalian sebegitu terdesaknya hingga tidak ada jalan lain, selain maju dan terus menghadapi Ujian Nasional. Lalu menang dengan gemilang.

Saya yakin sekali, bahwa banyak diantara kalian yang akan memilih pilihan yang ke-3

Lulus dengan cemerlang. Dimana nilai kalian memasuki kategori super duper memuaskan bahkan syukur kalau bisa mencapai nilai tertinggi sesekolahan, kabupaten, provinsi, bahkan nasional.

Dan banyak juga diantara kalian yang merasa sangat stress dan tertekan sekali dengan tuntutan diri kalian sendiri. Tuntutan terhadap diri kalian agar mampu lulus dengan gemilang. Dan jika benar seperti itu halnya, then you’re in the right track!

Tapi kalo kalian malah terlalu santai, wah ini juga nggak bener juga. Bisa jadi tanda kalau kalian nggak perduli dengan proses ini.

Tapi kalau kalian ngerasa santai karena merasa sudah membawa perbekalan yang cukup, siap bertarung dan yakin menang, golongan inilah yang lebih dekat dengan pencapaian mereka daripada 2 hal sebelum ini.

Buat kalian yang ngerasa stress banget dengan tuntutan diri kalian sendiri, itu tandanya kalian memiliki target yang tinggi. If your dream doesn’t scare you, that’s just not big enough. Kalian sudah memiliki semangatnya, targetnya, namun kalian stress dan tertekan karena tuntutan kalian lebih besar daripada diri kalian yang sekarang. Kalian merasa diri kalian terlalu kecil untuk impian dan tuntutan kalian sendiri. Dan orang dengan masalah ini jelas sekali solusinya. Belajar! Tingkatkan kualitas kalian agar kalian pantas untuk impian kalian.

Buat kalian yang santai, selaaawwww abiessss, hati hati. Sikap kalian yang diiringi tanpa usaha, dimata Tuhan bisa menjadi sebuah bentuk kesombongan dan tindakan meremehkan. Jadi, koreksi lagi deh. Alasan kenapa kalian kok bisa segitu santainya.

Dan untuk mereka golongan terakhir ini, saya ucapkan selamat. Rasa santai kalian beralasan. Karena orang yang hebat, selalu mempersiapkan segalanya. Ini bukti bahwa kalian tidak meremehkan Ujian Nasional. Ini bukti dihadapan Tuhan yang bisa dipertanggung jawabkan, kenapa kalian bisa santai.

Ini juga bukti, bahwa kalian pantas untuk berhasil. Bukti bahwa diri kalian yang sekarang ini, pantas untuk impian kalian yang besar itu :)


Dan ini, adalah malam sebelum kalian berjuang dimedan perang yangmana selama 3 tahun kalian dilatih seolah olah hanya agar lulus dari peperangan ini.

Jangan takut, jangan resah. Karena ingatlah ketika kalian besok berangkat menuju medan perang itu, kalian berangkat bersama kawan kawan kalian seperjuangan selama 3 tahun yang saya yakin, memiliki kesan mendalam dalam persahabatan kalian.

Berangkatlah dengan kepala dan dagu terangkat, dada terbuka bidang dan melangkah dengan tegas.

Katakan, I born to face this!

Jadikan setiap memori yang terkenang selama ini sebagai oli pelumas yang menggerakkan kalian lebih hebat lagi, lebih percaya lagi, dan yakin.

Bahwa kalian ini memang terlahir untuk berjuang, dan bagi kalian yang telah berusaha,

Sungguh,

Kesuksesan itu benar benar pantas untuk kalian miliki.

Percaya saja. Karena Iman adalah ilmu yang paling sulit. Iman, membuktikan bahwa kalian ini bersandar pada yang Maha Mengetahui segalanya, mengetahui segala perjuangan kalian.

Jadi, nikmati malam ini senikmat nikmatnya ya..

Bersama keluarga, kerabat dan kawan serta pacar kalian.

Sampaikan terima kasih dan juga mohonkan doa kepada mereka untuk mendoakan kalian agar kalian bisa menghadapi esok hari dengan sebaik baiknya diri dan kemampuan kalian.

Saya, cuman bisa mendoakan dan memotivasi kalian lewat tulisan ini. Tidak lebih :)

Saya tunggu berita kelulusan dan keberhasilan kalian ya..

Loving you, as always ~

2 Responses so far

  1. pada kisah selanjutnya justru tersenyum mendengar keluh kesah adik kelas soal "ujian"

  2. Bagaimana bisa saya tersenyum diatas penderitaan orang lain? Entah, saya nggak bisa. Apalagi adek kelas sendiri.

Leave a Reply