Halo, Selamat sore.
Udah nggak kerasa besok adalah hari yang paling dinanti untuk sebagian
siswa SMA dan sederajat. Yup, Ujian Nasional. Saya sendiri Alhamdulillah lulus
melewati Ujian Nasional dengan susah payah. Alhamdulillah.
Di Indonesia sendiri, Ujian Nasional udah sering dan beberapa kali “diedit”.
Pada tahun 2013, dimana itu adalah tahun pertama dan terakhir saya
mengikuti Ujian Nasional, Kode soal yang disediakan panitia ada sekitar 20
kode. Dan tahun kami ini adalah tahun pertama sistem peng-kode-an hingga 20
kode ini. Pada tahun sebelumnya, tahun 2012, kode soalnya hanya ada 5. Yup,
naik hingga 4 kali lipat untuk jumlah kodenya.
Ditahun ini juga teman teman, Ujian Nasional hanya diselenggarakan
untuk 2 jenjang pendidikan saja. Yaitu SMA dan SMP. Pada tahun 2013, Sekolah
Dasar pun juga mengikuti Ujian Nasional. Suatu langkah yang entah saya sendiri
tidak tahu apakah bagus atau sebaliknya. Tapi ini adalah bukti sistem UN kita
sering sekali diubah ubah.
Untuk tanggal pelaksanaannya, SMA dilaksanakan besok, Senin, 14 April
hingga 16 April. Susulannya, tanggal 22 April sampai 24 April. Sedangkan untuk
SMP dilaksanakan pada tanggal 5 Mei hingga 8 Mei. Susulannya, tanggal 12 Mei
sampai 16 Mei. Saya tidak akan memberika jadwal Program Paket C, karena tulisan
ini tidak dibuat sedikitpun untuk mengarah kesana. Lulus 100% adalah harga yang
tidak bisa ditawar. Bukan begitu?
Dan yang bagi saya membuat perbedaan yang lebih menghebohkan lagi adalah
hasil Ujian Nasional SMA akan digunakan
sebagai bahan pertimbangan memasuki Perguruan Tinggi. Nilai Ujian Nasional
ini akan menjadi syarat SNMPTN 2014 bersama rapor dari semester 1 sampai
semester 5.
Ini perbedaan yang menjadikan strategi “peperangan” melawan UN menjadi
sangat berbeda dengan tahun saya.
Kenapa saya menganggapnya “peperangan”? Bukan pertandingan?
Karena jelas dan semua tahu, UN ini adalah penentu hidup dan matinya
siswa SMA. Seperti perang, antara kalian mampu melewati dan memenangkan perang
itu atau kalian mati disana.
Kalau pertandingan, kalian hanya sekedar kalah dan mengulanginya lagi
untuk tahun depan. Tapi, coba tanya pada diri kalian dan seluruh teman SMA yang
ada di Indonesia,
Apa kalian mau melakukan hal itu?
Tulisan ini sepertinya kejam sekali ya.. Bukannya motivasi biar tenang,
tapi malah seolah menakut nakutinya dengan kata kata mati.
Bukan seperti itu juga sih.. Yang ingin saya sampaikan adalah saat ini
kalian benar benar memasuki wilayah keadaan yang sangat krusial dan menentukan.
Sadari dulu hal ini. Karena ini merupakan bentuk wujud tanggung jawab kalian
selama 3 tahun berguru di SMA. Dan yang paling penting, jangan meremehkan
situasi ini dengan bertindak tidak bijaksana.
Yang kedua, situasinya bahkan menjadi lebih susah dari sekedar lulus atau tidak lulus. Karena jika memang lulus namun nilainya malah jatuh,
sangat bisa sekali akan mengurangi kesempatan masuknya kalian pada Perguruan
Tinggi.
Jadi sekarang pilihannya ada 3:
1.
Tidak
lulus. Dimana kalian akan mengulang lagi ataupun kejar paket C. Dan semua orang
didunia pasti tidak ingin kalian masuk kesini.
2.
Sekedar
lulus. Dimana nilai kalian hanya sedang sedang saja, atau bahkan benar benar
”sekedar lulus” dengan nilai kritis
alias ngepres dengan nilai kelulusan
yang menurut saya, tidak terlalu tinggi.
3.
Lulus
dengan cemerlang. Dimana nilai kalian memasuki kategori super duper memuaskan bahkan syukur kalau bisa mencapai nilai
tertinggi sesekolahan, kabupaten, provinsi, bahkan nasional. Kesempatan SNMPTN
diterima akan semakin baik.
Situasi ini berbeda dengan keadaan saya dulu, dimana UN berjalan dengan
sangat semrawut dan berlangsung dengan atmosfir ketidak percayaan terhadap
hasilnya. Yang pada akhirnya, Rektor se Indonesia setuju untuk tidak
menggunakan nilai UN sebagai persyaratan memasuki PT. Jadi, “sekedar lulus”
saja tidak menjadi masalah yang besar. UN waktu itu saya pandang sebagai sebuah
pertarungan gengsi. Yaa kalau nilai rendah, gengsi lah. Seperti itu kurang
lebih. Dan saya cuek saja. (Jangan
dicontoh, ini contoh tidak baik!)
Tapi saya perjelas sekali lagi, bahwa strategi perjuangan kalian sangat berbeda. Lebih berat. Dan begitu
seterusnya untuk generasi generasi dibawah kalian.
Cukup disini saya menebar momoknya.
***
Saya ingin menceritakan sebuah kisah sedikit.
Beliau bernama Thariq bin Ziyad. Beliau ini memimpin sekitar 7000
pasukannya untuk menaklukkan Andalusia alias Spanyol. (Yup, negeri dengan
bahasa paling seksi kedua setelah Indonesia). Panglima Perang itu berhasil
membawa 7000 pasukannya mendarat dengan kapalnya menyeberang ke daratan
Spanyol. Setelah berhasil sampai didaratan Spanyol, Thariq bin Ziyad ini
melakukan tindakan yang ekstrem. Beliau membakar seluruh kapal yang membawa
mereka (pasukannya dan Thariq sendiri) sampai di Spanyol. Pasukannya pun
bingung dong. Ini pemimpin gila kali ya?
Tapi nggak gitu juga sih.
Setelah membakar kapal kapalnya, Thariq berpidato dihadapan pasukan
pasukannya:
“Di
mana jalan pulang? Laut berada di belakang kalian. Musuh di hadapan kalian.
Sungguh kalian tidak memiliki apa-apa kecuali sikap benar dan sabar.”
Singkat cerita, mereka mampu menaklukkan Spanyol dengan gemilang.
Kisah kedua juga mirip.
Ada seorang Jendral kejam bernama Xiang Yu yang ingin memaksakan anak
anak buahnya untuk bertarung hingga titik darah penghabisan. Jalan yang
ditempuh Xiang Yu agar pasukannya menjadi mau berjuang hingga sekuat tenaga
adalah dengan mengancam kelangsungan hidup anak buahnya dengan cara membakar
kapal yang digunakan untuk kembali dan membuang seluruh persediaan makan. Sehingga,
kalau si pasukan ini masih pengen hidup, jalan satu satunya adalah dengan berjuang, lalu menang! Baru deh
kalo udah menang, persediaan makanan bisa dikuasai lagi.
Kalian merasa kondisi
kehidupan kalian saat ini mirip dengan kisah diatas nggak?
Mario Teguh pernah
menasehatkan pada saya, “ Kadang, dalam kehidupan ini, perlu agar kita itu
bertindak seolah olah tidak ada jalan selain itu”
Kondisi dimana kalian
sebegitu terdesaknya hingga tidak ada jalan lain, selain maju dan terus
menghadapi Ujian Nasional. Lalu menang dengan gemilang.
Saya yakin sekali,
bahwa banyak diantara kalian yang akan memilih pilihan yang ke-3
Lulus
dengan cemerlang. Dimana nilai kalian memasuki kategori super duper memuaskan
bahkan syukur kalau bisa mencapai nilai tertinggi sesekolahan, kabupaten,
provinsi, bahkan nasional.
Dan banyak juga diantara kalian yang merasa sangat stress dan tertekan
sekali dengan tuntutan diri kalian sendiri. Tuntutan terhadap diri kalian agar
mampu lulus dengan gemilang. Dan jika
benar seperti itu halnya, then you’re in the right track!
Tapi kalo kalian malah terlalu
santai, wah ini juga nggak bener juga. Bisa jadi tanda kalau kalian nggak
perduli dengan proses ini.
Tapi kalau kalian ngerasa santai karena merasa sudah membawa perbekalan
yang cukup, siap bertarung dan yakin menang, golongan inilah yang lebih dekat dengan pencapaian mereka daripada
2 hal sebelum ini.
Buat kalian yang ngerasa stress banget dengan tuntutan diri kalian
sendiri, itu tandanya kalian memiliki target
yang tinggi. If your dream doesn’t
scare you, that’s just not big enough. Kalian sudah memiliki semangatnya,
targetnya, namun kalian stress dan tertekan karena tuntutan kalian lebih besar
daripada diri kalian yang sekarang. Kalian merasa diri kalian terlalu kecil
untuk impian dan tuntutan kalian sendiri. Dan orang dengan masalah ini jelas
sekali solusinya. Belajar! Tingkatkan
kualitas kalian agar kalian pantas untuk impian kalian.
Buat kalian yang santai, selaaawwww
abiessss, hati hati. Sikap kalian yang diiringi tanpa usaha, dimata Tuhan
bisa menjadi sebuah bentuk kesombongan dan tindakan meremehkan. Jadi, koreksi
lagi deh. Alasan kenapa kalian kok bisa segitu santainya.
Dan untuk mereka golongan terakhir ini, saya ucapkan selamat. Rasa santai kalian beralasan.
Karena orang yang hebat, selalu mempersiapkan segalanya. Ini bukti bahwa kalian
tidak meremehkan Ujian Nasional. Ini bukti dihadapan Tuhan yang bisa
dipertanggung jawabkan, kenapa kalian
bisa santai.
Ini juga bukti, bahwa kalian pantas untuk berhasil. Bukti bahwa diri
kalian yang sekarang ini, pantas untuk impian kalian yang besar itu :)
Dan ini, adalah malam sebelum kalian berjuang dimedan perang yangmana
selama 3 tahun kalian dilatih seolah olah hanya agar lulus dari peperangan ini.
Jangan takut, jangan resah. Karena ingatlah ketika kalian besok
berangkat menuju medan perang itu, kalian berangkat bersama kawan kawan kalian
seperjuangan selama 3 tahun yang saya yakin, memiliki kesan mendalam dalam
persahabatan kalian.
Berangkatlah dengan kepala dan dagu terangkat, dada terbuka bidang dan
melangkah dengan tegas.
Katakan, I born to face this!
Jadikan setiap memori yang terkenang selama ini sebagai oli pelumas yang
menggerakkan kalian lebih hebat lagi, lebih percaya lagi, dan yakin.
Bahwa kalian ini memang terlahir untuk berjuang, dan bagi kalian yang
telah berusaha,
Sungguh,
Kesuksesan itu benar benar pantas untuk kalian miliki.
Percaya saja. Karena Iman adalah ilmu yang paling sulit. Iman,
membuktikan bahwa kalian ini bersandar pada yang Maha Mengetahui segalanya,
mengetahui segala perjuangan kalian.
Jadi, nikmati malam ini senikmat nikmatnya ya..
Bersama keluarga, kerabat dan kawan serta pacar kalian.
Sampaikan terima kasih dan juga mohonkan doa kepada mereka untuk
mendoakan kalian agar kalian bisa menghadapi esok hari dengan sebaik baiknya
diri dan kemampuan kalian.
Saya, cuman bisa mendoakan dan memotivasi kalian lewat tulisan ini.
Tidak lebih :)
Saya tunggu berita kelulusan dan keberhasilan kalian ya..
Loving you, as always ~

pada kisah selanjutnya justru tersenyum mendengar keluh kesah adik kelas soal "ujian"
Bagaimana bisa saya tersenyum diatas penderitaan orang lain? Entah, saya nggak bisa. Apalagi adek kelas sendiri.