Friday, December 4

Hipnosis Barat dan Timur

0 comments
Hipnotis Barat lebih berorientasi pada klien, yaitu mengkondisikan klien pada keadaan hipnotic(hypnotic state). Kemudian dengan sugesti, proses itu dapat diteruskan dengan memberikan terapi. Sementara itu, hipnosis Timur lebih berorientasi pada therapist atau pelaku hipnosis. Bagaimana dia mengolah dirinya dengan autosugesti, agar dapat mempengaruhi klien, baik mengolah secara visual, verbal, non-verbal, maupun batin.

Hipnosis Barat dan Timur memiliki paradigma yang berbeda. Paradigma hipnosis Timur prosesnya lebihdiorientasikan pada pelaku (therapist). Hal itu yang menyebabakan pelaku Timur sangat membutuhkan autosugesti, untuk meyakinkan dirinya dalam mempengaruhi klien. Disamping itu, hipnosis Timur lebih memberdayakan semua potensi dalam dirinya, tidak hanya verbal, namun juga visual(mata sebagai jendela diri), bahasa non-verbal(tanagn, kaki, kepala, bahu, perut, dan semua gerak dalam tubuhnya adalah representasi dari keyakinan dan kemantapan untuk menghipnotis/memengaruhi), dan yang tak kalah penting adalah olah batin dan jiwa(sebagai bagian dari autosugesti). Olaha batin disini bukan berarti mantra, lelaku, dan ritual-ritual yang aneh. Namun, sang hypnotherapist juga harus memiliki jiwa dan batin yang sehat. Hal itu dpat dilakukan sesuai dengan keyakinan setiap orang, misalnya, doa, dzikir, salat dan mengucapkan "Bismillahirrahmanirrahim...", atau berupa self-hypnosis agarr psikis kita sehat.
Sementara itu, paradigma pada hipnosis Barat diorientasikan pada klien. Prosesnya lebih difokuskan pada "bagaimana mengkondisikan klien pada kondisi hypnotic". Hal itu membuat hipnosin Barat lebih menjabarkan proses seperti apa dan bagaimana mengkondisikan klien dalam keadaan hipnotic. Akhirnya, proses itu memunculkan banyak teknik-teknik dlm melakukan praktik hipnosis. Inti dari hipnosis ala Barat ialah, jika klien bersedia, pasti bisa, namun jika ada resistance dan rejection, tidak bisa melakukan hipnosis. Hal itu berlaku pada stagehypnosis maupun hypnotherapist.

Sumber: The Real Art of Hypnosis

Leave a Reply