Sunday, March 16

PHP dalam Perspektif dan Analisis MADSISME

0 comments
Selamat malam sahabat tulis. Bagaimana kabarnya? Semoga sehat sehat saja ya. Dan untuk sahabat kita yang ada di Bali, Om Swasti Astu :)

Tulisan ini akan cukup spesial karena saya akan membahas tentang PHP (Pemberi Harapan Palsu). Siapa coba di Indonesia ini yang nggak ngerti apa itu PHP. Pasti semua sudah tahu, ahli bahkan. Apalagi kalangan kalangan “pencinta” dan “penggalau”.

Spesialnya lagi adalah hingga saya menulis tulisan ini, saya membuka kesempatan untuk seluruh sahabat tulis bertanya tentang segala hal ihwal mengenai PHP lewat Path, Twitter dan Facebook. Namun sayangnya, hingga saya menulis tulisan ini baru ada satu pertanyaan dari Twitter. OK, tidak apa apa. Dan itu bukanlah alasan bagi saya untuk berhenti menulis seperti ini.

Ide saya untuk membuka kesempatan bertanya ini terinspirasi dari blognya mas Pandji Pragiwaksono, dimana beliau membuka rubrik #DJAWABDJI kalo nggak salah. Dimana rubrik ini memberikan kesempatan kepada para semua followernya untuk bertanya kepadanya dan akan dia jawab lewat blognya. Metode yang sangat asik dan menarik untuk dicontoh. And, here I am.

Kenapa bahasannya harus PHP? Sederhana. Karena ini adalah hal yang ingin saya luruskan mengenai kejadian PHP. Atau mungkin saya hanya ingin mengungkap teori dan pendapat saya mengenai PHP yang juga mungkin bisa membawa anda pada pengertian mengenai PHP yang bisa diterima. Karena fenomena PHP ini terkenal sangat buruk image-nya dan orangpun saling tuduh menuduh.

Dan, saya, disini hadir untuk menengahi.

The world is sick, and I’m a doctor.

Oh iya. Agar bahasan kita ini tidak terlalu luas, saya akan membatasi fenomena PHP ini hanya pada aspek cinta. Bukan aspek yang lain misalnya, dosen suruh kita masuk jam 7, eh ternyata dianya telat. Ditunggu lamaa, 45 menit, lalu ada orang dari presensi bilang, “jadwalnya kosong. Bapaknya repot dan gak bisa ngajar”. Sontak, semua bersua, “DASAR DOSEN PHP!”. Nah, bahasan kita nggak sampek situ ya.

***

OK. Kita mulai bahasan menyenangkan ini.

Pertama, mari kita berangkat dari definisinya, Apa itu PHP?

Setelah saya google, ternyata PHP itu merupakan kependekan dari Pemberi Harapan Palsu. Kata ini bisa menjadi kata benda dan kata kerja. Ketika menjadi sebuah kata: PHP, menjadi kata benda. Ketika masuk dalam kalimat : “ Ah sial, kemaren gue habis di PHP-in ama cowok gue” menjadi sebuah kata kerja.

Selesai dengan definisi, kita langsung saja masuk pada hal yang paling penting dan menjadi hal yang sangat sensitif. Yaitu, Kenapa orang melakukan PHP?

Nah. Disinilah saya ingin mengangkat fakta yang menurut saya harus saya angkat. Fakta yang cukup mencengangkan dan bahkan menjadi hal yang tidak bisa diterima oleh para “korban PHP” bahwa …

Hukum yang Pertama.

“ Para pelaku yang “diduga” PHP itu, tidak pernah memberikan PHP itu sendiri “

Tidak ada orang yang niat PHP.

Yap. Ini berdasarkan “ijtihad” saya bersama rekan blogger saya, Fitroh Fide dalam sebuah perbincangan tentang wawasan yang bersifat sensitive.

Fenomena PHP ini terjadi bukanlah benar benar ada orang yang memiliki niat “Ah aku deketin dia ah. Ntar aku kalo udah deket, ntar aku tinggalin. Aku PHP-in. Muahahahha *ketawa setan*”. Bukan.

Hukum Kedua.

Fenomena PHP ini terjadi sebagai impact dari Miskom alias miskomunikasi. PHP adalah produk dari miskomunikasi.

Lalu muncul pertanyaan “miskomunikasi bagian mananya PHP itu?”

Pertanyaan yang bagus.

Tapi begini, saya terangkan terlebih dahulu SEJARAHnya PHP dari analisis saya.

Begini

 Sekmen fenomena yang kita sebut sekarang sebagai fenomena PHP adalah sekmen komunikasi antara dua sejoli (ingat! Bahasan kita hanya pada aspek percintaan) dimana ketika terjadi proses PDKT yang memiliki tujuan untuk membangun identitas dan menunjukkan kepada pasangan anda bahwa anda menyukainya. Dan ketika proses PDKT yang begitu intens ini mulai berkurang intensitasnya bahkan kemudian berhenti sama sekali, padahal, pasangan anda itu sudah mulai menerima anda sebagai orang yang mengisi ruang hatinya, mulai menyukai anda, dan tinggal menunggu “eksekusi” anda menyatakan cinta pada pasangan anda. Pada kondisi inilah, jika benar benar terjadi pengurangan intensitas PDKT yang cukup ekstrim, dan pasangan anda ini mulai merasakan kegelisahan dan mulai merasakan bangunan perasaan sayang yang tumbuh kepada anda ini menjadi sia sia, maka itu sudah masuk dalam fenomena PHP.

Dalam Sejarah dulu dulu, kita nggak mengenal yang namanya PHP. Namun, karena peristiwa ini terjadi dalam jumlah yang masiv dan belum ada pe-label-an atau penamaan terhadap peristiwa ini, maka, kaum yang jumlahnya sangat banyak ini ada 2 kemungkinan dalam memberikan nama PHP :

1.      Menyetujui secara konsensus, bahwa peristiwa ini dinamai sebagai “PHP” atau

2.      Ada salah satu “korban” dari kondisi diatas yang memberikan label secara mandiri, yaitu PHP. Dan ketika hal ini di publish kepada halayak, maka halayak yang merasakan serta mengalami hal yang sama, menggunakan “label” ini secara bersama dan berjamaah. Karena mewakili perasaan mereka.


Itulah SEJARAH PHP.

Sekarang, bagian dimana terjadi miskomunikasi adalah (saya akan menjawabnya dengan pertanyaan)

Apakah tindakan “dia” yang baik kepada anda itu adalah salah satu wujud sedang melakukan PDKT kepada anda atas dasar “dia” benar benar SUKA dengan anda.

ATAU

Apakah tindakan baik “dia” ini adalah memang sikap asli “dia” kepada setiap orang yang “dia” kenal, dan anda merasa ke- GR-an bahwa sepertinya “dia” SUKA dengan anda.

Coba anda instrospeksi dulu.

Pernyataan kedua inilah dasar saya menyebutkan seperti diatas bahwa “ Tidak ada orang yang niat PHP “.

Tahu kah anda? Bahwa sejujurnya, yang menjadi Korban yang sesungguhnya, adalah dia yang anda sebut PHP itu sendiri. Dia adalah korban dari ke-egois-an anda. Dia menjadi korban karena kekukuhan anda terhadap pendapat anda sendiri, terhadap rasa GR anda sendiri. Tidak merasa bersalahkah anda?

Nah, untuk yang pernyaataan pertama, apabila benar niat dia awalnya adalah PDKT, dan anda mulai sayang, lalu tiba tiba seolah olah ditinggalkan, bukan berarti juga anda berhak memberikan label PHP kepada dia. Ada beberapa faktor mengapa dia melakukan hal itu :

1.      Kesibukan yang Memaksa.

Jadi, alasan mengapa “dia” ini seolah olah meninggalkan anda adalah memang karena kesibukannya yang begitu memaksa sehingga dia tidak mampu menghubungi anda. Bisa seperti tugas yang menumpuk, tuntutan kerja

2.      Keterbatasan sumberdaya menghubungi anda.

Misalnya saja dia sedang dalam keadaan bokek stadium 4. Hampir tidak tertolong lagi. Dan hal ini memang sangat memberatkan.

3.      Faktor dari keluarga

Maksud dari faktor keluarga ini adalah dimana pihak keluarga dia kurang menyetujui hubungan kalian yang mulai “terendus”

4.      Faktor lingkungan

Lingkungan juga berpengaruh. Misalnya lingkungan pertemanan dia. Nah, faktor ini cukup rumit dan terjadi. Dimana “dia” ini memang benar suka dengan anda, namun, teman si “dia” ini juga suka kepada anda. Dan agar tidak terjadi pertengkaran dalam persaingan sesame teman, “dia” yang lebih lama PDKT dengan anda lebih memilih mengalah karena alasan yang bisa berkaitan dengan faktor selanjutnya …

5.      Hal pribadi yang bersifat privasi

Yup. Kita harus menghargai area ini. Dimana kita tidak bisa mencampuri hal hal yang memang bersifat sangat privasi dan sensitive. Yaa mungkin suatu hari nanti akan ada waktu tersendiri bagi anda untuk mengetahuinya, atau mungin tidak.

Nah, 5 faktor diataslah yang cukup sering kita temui dan mengharuskan kita untuk memberikan durasi toleransi yang lebih lama. Nasehat ini untuk anda para “penunggu” yang mulai merasa ter-PHP-kan.

Masuklah kita pada hal yang menjadi semua ujung bahasan kali ini.

Lalu bagaimanakah cara mengatasinya? Bagaimanakah cara paling bijak agar saya tidak menjadi “korban” dan korban itu sendiri?

Sungguh. Caranya sangat sederhana. Yaitu dengan kembali kepada Hukum Kedua.

Perbaikilah komunikasi. Selesaikanlah miskomunikasi diantara kalian berdua.

Karena apa?

Karena, PHP ini muncul sebagai PRODUK dari MISKOMUNIKASI.

Yangmana dibila dibalik, Miskomunikasi adalah penyebab dari PHP. Berarti, Miskomunikasi adalah sumber masalahnya.

Maka dari itu, untuk mengatasi sebuah masalah (dalam hal ini PHP), maka sumber masalah itu harus diselesaikan.

Kesimpulan dari kesimpulannya, jika anda ingin menyelesaikan masalah PHP, selesaikanlah masalah miskomunikasi diantara kalian.

Sebagai bonus, saya berikan salah satu praktek.
Bila anda merasakan suka dengan seseorang, lalu anda mulai melakukan PDKT kepada dia. Lakukanlah. Seiring berjalannya waktu, anda pasti mampu melihat respon yang “dia” berikan. Bila, sepertinya YES, maka lanjutkan saja. Bila, sepertinya NO, maka silakan anda yang memutuskan, apakah ingin berusaha lebih lagi. Atau berhenti, mencari target yang lain. Dalam kasus ini misalnya tanda darinya sepertinya YES, maka lanjutkan. Dan ini yang penting, Jika anda mulai merasakan adanya indikasi PHP, maka langsung ungkapkan perasaan anda. Katakan secara gentleman, tenang, dan jujur. Ungkapkan yang selama ini anda rasakan. S-e-m-u-a-n-y-a.

Sekarang, tunggu respon dia. Dan ini nasehat yang saya berikan, yang menjadi puncak makrifat dari praktek ketika anda masuk dalam fase “memperjuangkan cinta”.

Apapun jawabannya, hargailah perjuangan anda dengan menerima hasilnya dengan lapangdada dan ikhlas. Jangan merusak perjuangan anda yang tulus itu dengan bertindak kasar dan ke-egois-an. Jangan karena cinta anda ditolak, anda memusuhi dan menjauhi dirinya. Karena, disinilah titik kedewasaan seseorang diuji. Berusahalah mendengar alasannya mengapa dia menolak anda, dan terimalah alasannya sebagai hak dia sebagai pribadi yang berhak memilih orang yang dia percaya untuk mencintainya.

Dan satu lagi,

Berterima kasihlah karena dia mengijinkan anda untuk merasakan hura hura kasmaran terhadapanya.

Itu baru kedewasaan.

Dan cinta yang mendewasakan.

NAMUN

Manusia itu memang memiliki corak yang beraneka ragam. Dan teori yang saya paparkan diatas ini adalah teori yang berdasarkan “ijtihad” saya dengan rekan rekan yang lain yang mengambil perspektif bahwa semua manusia itu baik dan datang dengan niat baik. Orang yang “buruk” itu tidak selamanya buruk, namun mereka adalah orang yang terperangkap dalam keadaan yang memaksa mereka terlihat buruk.

Tetapi, saya tidak menutup kemungkinan bahwa memang ada orang orang brengsek yang memiliki niatan tidak baik. Yang berusaha mencelakakan kita dan menjerumuskan kita pada kondisi yang membuat kita tidak nyaman. Saya yakin, mereka ini ada. Tetapi, saya memilih cara pandang positif, sedangkan apabila kita dihadapkan dengan orang yang benar brengsek seperti itu, maka selalulah membawa bekal yaitu kewaspadaan.

Dan anda tidak perlu sakit hati ketika memang benar anda masuk dalam “perangkap” orang seperti ini. Itu adalah tanda dari Tuhan, bahwa Tuhan itu sedang “mengusir” orang yang tidak baik untuk kita. Dan jika ada pihak ketiga, maka biarkanlah. Toh, berarti pihak ketiga itu “mengambil pencuri” yang oleh Tuhan berusaha dari dulu untuk diusir dari kehidupan kita namun kita memaksakan kehendak kita, memaksakan konsep baik tentang “dia” yang sebetulnya semu, dan Tuhan lebih tahu. Karena memang Dia-lah yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu.

Dan berakhirlah tulisan saya mengenai segala hal ihwal tentang PHP kali ini. Masuk pada ….

JAWAB PERTANYAAN

Pertanyaan datang dari akun @mauladah

“gimana ngadepin cowok PHP mas?”

Seperti yang saya bahas diatas, kita harus melihat konteks. Apakah ini adalah salah satu bentuk kesalahaan miskomunikasi yang saya bahas diatas. Atau mungkin memang dia orang yang menjadi “pengecualian” dalam bahasan NAMUN saya diatas. Kalo cowok itu masuk dalam kategoti NAMUN, yaa ikhlaskan saja. Biarkan saja. Dan tinggalkan saja. Dia itu pengkhianat, kenapa kamu masih ngeyel mempertahankan? Wanita yang baik, untuk Pria yang baik. Mario Teguh :)


Sekian dulu sahabat tulis pembahasan kita.

Sampain ketemu di post selanjutnya~ :)


Leave a Reply