Gue
terjebak dalam pemahaman bahwa ….
“Cinta dan kasih sayang yang sudah kita
berikan kepada orang lain, disana tersimpan hak kita untuk mendapatkan kasih
dan cinta dari orang itu”
Ya.
Cinta yang pamrih.
Yap.
Sekali lagi, gue lagi lagi dalam keadaan melankolis dan ini semua disengaja
memang.
Dalam
draft Film gue, ada cukup banyak film
yang belum gue tonton, salah satunya adalah “A Little Thing Called Love”, film
dari Thailand.
Bercerita
tentang cinta yang sesuai sekali dengan yang Mario Teguh bilang.
“Cinta
itu adalah hal yang mampu membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik dari
sebelumnya”. Kurang lebih seperti itu.
Karena
jatuh cinta inilah, pemeran perempuan, Khum Nam benar benar berusaha memoles dirinya agar menjadi pribadi
yang lebih baik. PADAHAL, perempuan ini, dulu dikelas 1 adalah perempuan paling
jelek disekolahnya. Dan diakhir masa sekolahnya, dia menjadi perempuan paling popular,
paling cantik, dan paling pintar disekolahnya.
Khum
Nam ini jatuh cinta dengan seorang seniornya, Shone. Berbeda dengan saya, dia
memang sangat tampan. Kulitnya putih, tinggi, ramah, dan memiliki senyum yang teduh.
Kalo gue cewek, pasti gue juga naksir. Dan ternyata Shone, ini juga suka pada
Khum Nam, bahkan sejak dia masih “jelek”, secara diam diam. Yap, mereka
berdua saling jatuh cinta diam diam.
Kemudian
ceritanya diisi oleh perjuangan dari masing masing tokoh yang saling menyukai
ini. Saling mengagumi, saling mencoba “curi pandang” dan hal hal lain yang
biasa dilakukan orang jatuh cinta yang membuat kita tersenyum sipu. Yang pernah
merasakan jatuh cinta pasti ngerti maksud gue.
Lalu, apa kaitannya?
Bahwa,
pengertian tentang cinta dan bukti pengalaman yang gue rasakan, sesungguhnya
masih bukan sepenuhnya cinta.
Pengertian
gue tentang cinta, salah.
Dan
gue berusaha menggunakan kesalahan pengertian gue itu untuk membela pendapat
gue, tentang cinta, yang masih salah. Berusaha memutar fakta, bahwa pengalaman
gue “lebih benar dan real” daripada arti nilai Cinta yang sesungguhnya.
Cinta
itu “seakan” ikhlas mencintai tanpa perlu dicintai.
Yang
terpenting dari cinta, adalah ketika kita benar benar “merasa” merasakan cinta,
maka seharusnya itu menjadikanmu seseorang yang tumbuh - dalam perasaan jatuh
cinta itu - kearah yang lebih baik, lebih indah.
Bukannya
meminta apa yang sudah kita berikan kepadanya, ketika kita “merasa” merasakan
jatuh cinta.
Cinta
adalah hal yang menjadikanmu tumbuh menjadi lebih baik karenanya.
Bukan,
sesuatu yang pantas untuk kita pamrihkan.
Salah.
Selama ini gue salah.
Ini
adalah bukti, bahwa gue yang sekarang ini, adalah akumulasi gue dimasa
lalu.
Artinya juga, dirimu yang sekarang ini, adalah akumulasi dirimu dimasa lalu.
Usahakanlah,
jangan melukai seseorang yang lalu meninggalkannya begitu saja.
Jika
engkau lukai dia, tunaikan kewajibanmu untuk menyembuhkannya. Pulih menjadi
sesuatu yang kembali menjadi dirinya. Menjadi makhuk Tuhan yang berjiwa seindah
indanya.
Usahakanlah.
