Tuesday, August 5

Surat Rindu Diawal Agustus

0 comments
GUE KANGEN BANGET!

Barusan tadi sore gue menghabiskan waktu bersama kawan Espada (XII IPA 2) buat kumpul dan bahkan jalan bareng. Nggak banyak sih, cuman 6 orang. Mereka adalah Ares, Winda, Hardika, Sari, dan Nadin. Shohy sayangnya hilang kabar, ntah sekarang ada dimana dia.

Gue merasa masih belum puas untuk main, kumpul, dan bersenang senang. Padahal seminggu lagi gue dihadapakan dengan Remidiasi untuk semester 2 kemaren. Ah, padahal gue udah menjadi mahasiswa yang baik, patuh, dan berusaha belajar baik, entah gue gak ngerti kenapa dosen masih ngasih nilai yang kurang sesuai dengan usaha gue.

Hingga momen gue menulis ini, gue merindukan teman teman gue.

Udah ada Dian Yuni a.k.a mbak Susi yang udah balik ke Surabaya karena meng-handle­ urusan MOS. Satria TW pun juga sudah pulang duluan karena akan mengemban tugas besar mengibarkan Sang Merah Putih dihari kemerdekaan besok 17 Agustus. Cuman sebentar banget gue ketemu dengan Astana tadi siang. Bilal, bro gue yang setia banget buat denger cerita curhatan gue dan berkhayal tentang pacar serta kekasih. Mbak AVE yang belum sempat gue temui.

Dan seseorang yang secara khusus gue taruhkan harapan cinta gue untuk diterima.

Bukan orang masa lalu, ( mantan) namun orang yang baru.

Gue merasa cukup dekat, momentumnya tepat, tapi dicegah oleh rasa takut yang mencekat.

Jika gue boleh meminta doa yang akan dikabulkan doa tapi hanya 5 menit lamanya, gue bakal minta untuk melihat siluet keindahan dari senyumnya.

5 menit saja.

Bertatap, walaupun dalam diam.

Sisi putih gue pengen banget buat segera jadiin dia “satu satunya”. Sisi yang lain, masih merasa gue belum cukup pantas buat dia. Walaupun dia lebih muda, tapi gue tahu “level” dia diatas gue.

Romansa cinta itu begitu menggairahkan untuk gue arungi sesegera mungkin, sepuas puasnya.

Bukannya gue gak kuat me-jomblo dan gak bisa mencari yang lain, tapi… gue bakal ngerasa sangat bahagia kalau yang menjadi “kamu” ku adalah dia.

Sesederhana itu.

Se-4L4Y itu. Tapi biarlah.

Dendam masa lalu akan keringnya diabaikan berubah menjadi dahaga akan kasih sayang yang semakin menjadi.

Rindu yang makin membumbung.

Ucapan cinta yang ingin segera memenuhi pesan di handphone-mu

Belaian lembut, yang tulus, yang datang karena kasih, bukan rasa iba.

Oh Tuhan~

Terima kasih atas rasa siksa yang begitu nikmat ini. Rasa untuk bersabar dalam penantian panjangku dalam mengagumi indahnya kasih dari hambaMu.

Terima kasih karena menemukanku dengan orang yang mengajarkanku akan arti bersabar, mengalah dalam berdebat, menguat dalam sakit. Terima kasih karena membuatku jatuh cinta dengan orang yang salah yang kemudian memperindahku dalam mencintai perempuan lain yang lebih baik.

Gue kangen. Sahabat gue dan satu orang spesial ini.

Sayangnya, tugas pribadi kita semakin berbeda. Bukan lagi kita satu SMA, sekarang sudah berlainan kampus.

Prioritas di perantauan pun kini mempengaruhi apa yang ada dikampung halaman. Perintah untuk segera kembali merantau mengalahkan keinginan untuk menikmati empuknya kasur dan nikmatnya makan gratis dirumah.

Hei, nggak kerasa ya kita tumbuh sejauh dan secepat ini

Semoga,

Gue masih bisa bertemu dengan kalian di Ramadhan dan Idul Fitri yang akan datang. Semoga Allah masih memberiku dan kalian umur.

Semoga,

"Kamu", jadi milikku :)

Leave a Reply