Malam
guys. Tulisan ini gue buat ketika malam sudah larut larutnya. Begitu
mengusiknya dengung dengung pemikiran itu dikepala, maka gue putuskan untuk
menumpahkannya disini.
Gue
pengen bahas tentang Perbedaan. Bukan perbedaan antara entitas A dengan entitas
B, bukan. Yang gue bahas adalah esensi dibalik perbedaan itu.
Kita
berangkat dari sejarah yuk…
Kalian
pernah bertanya gak, “Siapa ya yang menciptakan perbedaan?” dan “ Kapan ya
perbedaan itu diciptakan?”
Gue
adalah Muslim dan pandangan Islam dari Al Quran lah yang pengen gue ambil
dahulu.
Wahai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan, dan Kami menjadikan kalian
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling bertaqwa di sisi Allah.
“[al-Hujurat:13].
Gue
habis search di Google dan menemukan artikel bahwa surat diatas sering
dijadikan sebagai dalil oleh kaum sekuler dan liberalis.
Pendapat
gue, ayat diatas itu menjelaskan bahwa memang benar Tuhan Allah-lah yang
menciptakan PERBEDAAN. Kita memang benar benar diciptakan AGAR BERBEDA. Jadi,
jika memang benar Allah-lah yang ingin agar kita hidup ini dalam perbedaan,
kenapa kita ribut sekali mempermasalahkan perbedaan ya? Tugas kita dalam
perbedaan itukan untuk saling mengenal. Mengenali pemikiran/ pendapat itu, agar
kita belajar dari perbedaan itu.
Karena
gini, gue punya quote, “ Kita itu
sering menilai orang lain salah, hanya karena dia BERBEDA dengan kita”.
Do you agree?
Kalian
tahun nggak kenapa hal itu terjadi? Karena itu adalah sisi EGOIS manusia.
Nafsu. Ya, manusia memang diciptakan oleh Allah dengan dikaruniai nafsu. Nafsu
untuk diakui, diterima. Dan adanya perbedaan menyebabkan kondisi seseorang yang
SELALU ingin agar orang lain SAMA dengan kita, kondisi ini menyebabkan rasa
TIDAK NYAMAN pada manusia itu. Dan ketika manusia itu sudah memasuki kondisi
TIDAK NYAMAN, mereka akan membuat “ dinding penghalang yang tidak terlihat”.
Dinding ini akan membuat manusia itu bersifat defensif, kaku, dan TIDAK AKAN
MENERIMA PERUBAHAN, karena tadi… Manusia itu EGOIS.
Manusia
selalu ingin orang lain yang berubah, sedangkan dia sendiri tidak mau untuk
berubah.
Manusia
itu selalu ingin agar orang lain melakukan hal baik dahulu, nanti deh gue nyusul begitu kira kira “nada”nya.
Kembali
ke Perbedaan.
Ayat
Al Quran diatas tadi menjadi landasan gue untuk menemukan PERBEDAAN antara
manusia secara GLOBAL. Nah, ternyata didalam Islam sendiri, yang mengijinkan
adanya perbedaan itu adalah Allah sendiri lho. Ini termaktub dalam kisah
ditolaknya doa Rasullullah.
Amir bin Said dari bapaknya
berkata bahwa satu hari Rasulullah Saw telah datang dari daerah berbukit.
Ketika Rasulullah SAW sampai di masjid Bani Mu'awiyah lalu beliau masuk ke
dalam masjid dan menunaikan sholat dua rakaat.
Maka kami pun turut sholat
bersama dengan Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW berdoa dengan doa yang
agak panjang kepada Allah SWT.
Setelah selesai berdoa maka
Rasulullah SAW pun berpaling kepada kami lalu
bersabda:
''Aku telah memohon kepada
Allah SWT tiga perkara, dalam tiga perkara itu Allah
hanya memperkenankan dua
perkara saja dan satu lagi Dia ditolak.''
1. Aku telah memohon kepada
Allah SWT supaya tidak membinasakan umatku
dengan musim susah yang
berpanjangan. Permohonanku ini dikabulkan oleh Allah SWT
2. Aku telah memohon kepada
Allah SWT supaya umatku ini jangan dibinasakan
dengan bencana tenggelam
(seperti banjir besar yang telah melanda umat Nabi
Nuh s.a). Permohonanku ini
dikabulkan oleh Allah SWT
3. Aku telah memohon kepada
Allah SWT supaya umatku tidak dibinasakan
karena perselisihan sesama mereka (peperangan, perselisihan antara sesama
muslim). Tetapi permohonanku
tidak dikabulkan oleh Allah SWT.
Perselisihan sesama mereka,
GImana coba? Allah saja, yang menetapkan Islam sebagai agama yang
diridhoi oleh Allah saja, memberikan “lubang” seperti diatas. Kita semua tahu
bahwa banyak sekali konflik dan masalah yang timbul karena perbedaan, perbedaan
pendapat apalagi.
Tapi, satu hal yang harus kita pahami
ILMU ALLAH ITU JAUH LEBIH HEBAT DARI ILMU MANUSIA. Dan dengan prinsip
inilah gue berpendapat bahwa, sesuatu yang gue tulis sebagai “lubang” adalah
karena persepsi dan pemahaman kita yang belum sampai hingga ILMU ALLAH.
Kita melihat perselisihan pendapat adalah seperti sesuatu yang buruk dan
laknat, PADAHAL ada PRINSIP bahwa,
Tidak ada hal didunia ini yang diciptakan Allah secara sia sia.
PASTI, PERBEDAAN PENDAPAT itu manfaatnya.
Dan gue sudah membuktikan bahwa, perbedaan pendapat itu hanya mampu kita
tuai manfaatnya, JIKA kita mau dan mampu menerima adanya perbedaan itu. jangan
sok ngerasa paling bener brow..
Jangan toh karena kita belum mampu melihat sesuatu yang benar benar baik
secara jelas, kita menganggap hal itu buruk, jangan.
Jika benar kebenaran hanya milik Tuhan, maka tidak pantas bagi kita menilai
segala sesuatu yang oleh Allah diberikan “lahan” untuk terus tumbuh dan
berkembang, malah kita sudah justifikasi
bahwa itu, BURUK. Eh, siape elo, nyet?
Allah saja lho yang MAHA SEMPURNA ketika TAHU kamu salah, masih
memberikan kita segala kenikmatan dan waktu agar kita SADAR untuk belajar dan
memperbaiki diri. Eh, lah kita? Manusia yang nggak bisa sempurna, sok sok-an
menganggap orang lain salah karena pendapatnya.. Masya Allah
Dari segala prinsip diatas, gue yakin berpendapat, jangan jadi orang
yang fanatisme akan pendapat sendiri yang kita miliki. Hal ini jika ekstrem
terjadi akan menjadikan kita kurang mampu untuk terbuka dalam pendapat lain,
pendapat yang digunakan agar kita terus tumbuh, berkembang dan belajar.
Kebenaran dan Keburukan itu seperti mata koin dengan sisi yang berbeda.
Jika kita mampu melihat salah satu sisinya, seharusnya kita mampu melihat akan
sisi yang lain.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah KEDEWASAAN DALAM MENERIMA
PERBEDAAN.
Kalian pernah punya pengalaman gini gak?
Dimana sewaktu kalian itu pernah kumpul untuk membahas rapat suatu acara
disekolah kalian tapi anggotany nggak komplit. Yang diundang 10, yang dateng 8.
Bahas bahas bahaaassss. Akhirnya, deal sepakat 8 orang ini. Nah, hasil itu
rapat itu tadi dikasihkan kepada seluruh orang 10 tadi, eh ternyata 2 orang itu
sama sama nggak setuju dengan ide kita. Bawel sana sini, kritik sana sini, tapi
nggak kasih solusi. Akhirnya kita bilang “ waduh sory bro, ini udah sepakat
deh. Sory usulan elo gak bisa diterima”. Nah, dia-nya sewot, marah marah,
nge-twit ngejelek jelekin kalian, dan
bahkan nyatru (bahasa Jawa, artinya
mendiamkan kehadiran kita).
Pernah nggak pengalaman gitu? Ato malah kalian pelakunya?
Nah, kondisi diatas tadi adalah kondisi dimana kalian berada pada fase
kurang dewasa dalam mengalami perbedaan.
Sebenernya bukannya ide kalian itu mentah mentah ditolak, ide kalian
jelek ataupun kalian ini dibenci, bukaann. Alasannya adalah karena munculnya
kata SEPAKAT, dimana semua orang setuju dengan konsep ide yang ditawarkan tadi.
Nah, kemunculan kalian yang terlambat itu, jika dilakukan proses “pengulangan”
penyusunan konsep, maka akan semakin memakan waktu dan keputusan final akan
semakin sulit didapatkan.
Dalam kepemimpinan, lebih baik melakukan tindakan penanganan yang cepat,
walaupun nanti bisa sedikit salah, daripada mengambil keputusan yang lamaaaa
walaupun “kelihatannya sempurna”. Kalian yang pernah merasakan bangku kepemimpinan
pasti mengerti benar maksud gue diatas, yakin mah gue.
Nah dari situ deh, kalian sebagai pihak yang tidak diterima idenya karena
sudah muncul kata sepakat harus dewasa, nerimo
lan legowo. Itu penting brow..
Siapapun pasti akan tua, namun dewasa adalah pilihan.
Dan kalo kalian masiihh aja nggak setuju dengan cerita gue diatas, coba
deh kalian cek sendiri sikap Rasulullah SAW. Betapa beliau itu manusia sempurna
dengan segala kesempurnaan akhlaknya dan kedewasaan beliau dalam menerima
pendapat dari sahabat sahabatnya.
Jangan merasa rendah bila berbeda pendapat, tapi juga jangan marah kalo
pendapat kalian nggak diterima ama temen temen kalian.
Dewasalah.
