Berbgai
memang banyak caranya. Bisa dengan berbagi uang, makanan, minuman, juga darah. Iya
darah. Yang kita biasa nyebutnya Donor Darah.
9
januari 2013 lalu di SMA 1 Ponorogo diadakan Donor Darah yang terbuka untuk
seluruh warga sekolah. Bukan hanya murid dan guru saja, satpam, tukang bersih
bersih sekolah, ibu/bapak kantin juga boleh ikut donor lho.
Kegiatan
donor darah ini dimulai saat istirahat pertama mulai, kurang lebih jam 9 pagi
lebih dikit deh. Dikelas gue sendiripun juga lumayan banyak yang ikutan donor
lho. Sekitar 6 anak. Gue, Winda, Tiara, Basir (Hardika), Helmya, dan beberapa
yang lain.
Acara
donor ini memang disambut meriah. Cukup banyak murid yang didominasi kelas XI/2
SMA yang ikut mendonor. Kenapa? Ya karena merayakan mereka yang sudah berumur
17 tahun. Soalnya donor darah tu harus berumur 17 tahun keatas, kalo udah 17
udah boleh donor kok. Karena ramainya peminat yang ingin berbagi, bertempat di
Lab. IPS di sekolah gue, gue yang ngantri dari jam 10 baru bisa datap jatah
donor jam 1 siang. Bisa dibilang, bolos yang bermanfaat ni. Hoho~ (jangan
ditiru ya)
Dan ketika
mau tiba giliran gue, yang awalnya PeDe jadi cukup ngeri karna ada adik kelas
gue, kelas XI tepatnya yang (mau) pingsan karena mendonorkan darah dalam
keadaan kurang fit. Nah lho, gue jadi deg-deg-an sendiri nih. Tapi udah
terlanjur basah, mendingan terjun aja sekalian. Lagipula, calon Dokter lulusan
FK UNAIR (Aminnn ya Allah) masak takut buat yang kayak begituan. Dan akhirnya
gue pun mantabh.
Waktu
mendonorpun tiba, kantong darah yang terhubung dengan selang berujung jarum
siap disamping gue. Tapi harus melalui pengecekan tekanan darah dulu. Kalo tekanan
darah temen2 terlalu tinggi atau pun terlalu rendah, maka besar kemungkinan
bahwa perjuangan mengantri akan sia sia. Yupz, tidak diperbolehkan!
Setelah
dicek, tekanan darah gue 140/90. Bisa dibilang cukup tinggi, tapi syukurnya gue
diperbolehin ikut. Hampir aja terancam sia sia perjuangan gue kan -,-“.
Dan,
masuk deh itu jarum kearteri gue. Cuss.
Beberapa mili darah muncrat keluar, mungkin karena memang tekanan darah gue
tinggi. Tapi syukur Alhamdulillah kagak kenapa kenapa.
Ternyata
sensasi donor darah emang asik banget. Setelah 3 menit darah temen2 diambil
akan mulai menunjukkan dampaknya. Dampaknya temen2 akan berasa sedikit lebih
lemas daripada biasanya. Kalo bagi gue, rasanya jadi seperti orang yang puasa
gan. Kalo sebelumnya temen2 bisa menggemgamkan tangan dengan kuat. Setelah didonor,
tangan temen2 yang menggemgam tadi akan sedikit bergetar dan mungkin juga gak
bisa menggemgam kencang seperti sebelumnya.
7
menit deh gue diambil darahnya sampek kantong darahnya penuh. Karena bobot gue
60 kg, jadi sekitar 350cc darah yang diambil. Kalo bobotnya kurang dari itu,
akan diambil 250cc. (sumber: Panitia Donor dari PMR SMA 1 Ponorogo)
Setelah
selesai, temen2 PASTI akan diberi suplemen deh, dan beberapa makanan. Biasanya susu
kaleng, mie instan, vitamin (suplemen penambah darah), dan beberapa makanan
lain. Pokoknya asik deh. Temen temen musti coba. Gak sakit SAMA SEKALI! Kalo sakitpun,
cuman beberapa milisekon saat jarum masuk. Itupun cuman kayak digigit semut,
dan memang benar. Rasanya cuman seperti digigit semu lho, guys. Yang membuatnya
menjadi lebih sakit tidak lain tidak bukan adalah pikiran kita sendiri yang
melayang laying menghayalkan sakitnya. Padahal, kagak deh suerrrrr!!!
Sedikit
tips kalo buat temen2 yang masih takut donor, bayangin deh betapa bahagianya
orang yang mendapatkan sumbangan darah dari kalian. Selalu deh, dalam hal yang
konteksnya berbagi ini, pikirin kebahagiaan orang yang menerima “pemberian”
anda ini. Memang sih bukan sepenuhnya pembagian karena pihak Rumah Sakit
mengenakan uang terhadap donor darah yang anda berikan, tapi kalo anda gak donor
darah dan stoknya habis serta gak ada 1 orangpun yang bersedia donor, uangpun
bukanlah masalah untuk nyawa.
Memang
uang penting, tapi ada yang lebih penting. Maka, pikirkanlah yang “lebih
penting” itu tadi.
Semoga
tulisan ini memang mampu berbagi buat sahabat tulis semua.
Salam
tulis J
