Saturday, January 31

Rindu ini terlalu Sederhana

0 comments
Rindu ini terlalu sederhana,

Melihatmu dalam jendela Instagramku saja sudah mereda.

Rindu ini terlalu aneh,

Yakin bahwa kita ada diarea yang sama, sudah membuat hati ini berdegub.

Rindu aneh,

Membuatku lebih ingin pantas bagimu daripada untuk berusaha menemuimu sekarang

Tahukah kamu?

31 Januari itu adalah hari yang sudah aku tunggu sejak awal aku merasa ada yang tidak wajar dalam caraku memandangmu.

Sudah lebih dari cukup untuk berjumpa. Sungguh.

Aku tak sanggup bahkan untuk ngobrol ngalur ngidul denganmu.

Aliran darah yang begitu cepat, begitu membuatku bingung harus berbicara apa.

Itu semua karena kamu.

Itu semua salahmu.

Salahmu.

Salahmu.


Atau lebih tepatnya karena lemahku.

Sungguh, bagiku engkau adalah sosok yang menyilaukan. Melihatmu saja berat, apalagi menatap.

Harapanku terlalu ... muluk

Aku sering berucap bahwa keajaiban hanya datang setelah usaha terbaik, tetapi ...

Berjuang untukmu saja aku belum, betapa lancangnya sudah berani berharap menyandingmu.

Betapa lancangnya aku berharap agar bisa berjumpa pada tanggal itu.


Satu rahasia,

Tujuanku pulang dan datang saat itu, hanyalah untuk berjumpa denganmu.

Yang lainnya,

Adalah #akting

Namun, #akting yang aku sangat aku nanti dan sejenak mampu membuatku mlipir darimu.


Dind,

Kapan ya kita bisa ketemu lagi?

Sungguh, tidak ada yang lebih membahagiakanku selain perjumpaan tanpa sengaja kita dijalur itu. Didepan rumah sakit itu. Aku membuktikan betapa ayumu begitu tak terbantahkan. Kukuh. 

Jelas.

Pantas tak ada yang tak mengejarmu.

Dan karena itulah aku selalu kalah untukmu. Untuk memperjuangkanmu.


Dind,

Apa aku harus beranjak darimu?

Lagi.

Sama seperti kisahku sebelum ini, yang membuatku harus pergi karena pintu itu telah dimiliki orang lain.

Hati itu t’lah dimiliki orang lain.

Begitu juga dirimu kan?


Mereka bilang yang aku lakukan hanyalah membuang waktu.

Ibarat menunggu emas untuk ditinggalkan pemiliknya.

Kamulah emasnya, Dind. Dan dia t’lah memilikimu.

Mana mungkin ada yang mau melepas pribadi sebaik dirimu? Dengan segala hal yang membanggakan yang melekat padamu. Dengan segala watak yang diidamkan untuk didampingi.


Dinda,

Dosa terindahku mungkin adalah terus mengharapkanmu dan berharap segeramu berakhir dengannya.

Terindah dan terkejam.

Maaf ya... Takdirku memang untuk jatuh cinta padamu.

Dan aku memahami bahwa jika engkau tak mengalami takdir yang sama.



Dinda,

Aku tetap tak bisa melihatmu dengannya. Aku tak bisa untuk mendoakanmu bahagia dengannya.

Tidak akan.

Karena aku tahu,

Aku lebih pantas bagimu daripada dirinya.

Leave a Reply