Wah
udah lama banget ya blog ini belum memberikan kontribusi tulisannya lagi. Dan
tulisan ini pun muncul di tahun yang berbeda dengan tulisan sebelumnya, 2015.
Sebelumnya,
selamat tahun baru yaa Sahabat Tulis seluruh dunia. Semoga yang menyusun
resolusi 2015, bisa dipenuhi resolusinya. Amiin.
Baiklah,
tulisan kali ini akan membahas hal sederhana yang biasa terjadi bagi yang
memiliki pasangan. Yaitu adalah tahap bertemu
dan berkenalan dengan orang tua pasangan. Agar lebih spesifik, bahasan ini
akan difokuskan pada situasi pihak laki laki-lah yang meminta pasangan
perempuannya untuk bertemu dengan orang tuanya. Jadi, secara khusus tulisan ini
adalah untuk perempuan. Maksudnya, bagaimana sih sikap yang seharusnya
ditunjukkan ketika terjadi hal yang demikian ini. Saya sendiri pun gak tahu
yaa, sebenernya yang lebih dahulu mengajak untuk bertemu orang tua pasangan itu
perempuan atau laki laki, tetapi tulisan ini akan mencoba mengungkap salah
satunya. So, check this out!
Pacaran.
Kalau tidak dimulai dengan pacaran, biasanya situasi ini tidak terjadi.
Biasanya tahap untuk berkenalan dengan orang tua pasangan itu tidak tentu,
tergantung “style” pacaran masing
masing sih. Ada yang baru 3 bulan tapi sudah berani, tetapi ada juga yang
nunggu lebih dari 6 bulan. Bahkan, tahun lho! Haduh.
Padahal,
tahap ini adalah tahap yang sudah memasuki tahap yang bisa dibilang lebih
serius. Minimal bagi orang yang 1 tahun pacaran pasti sudah saling ketemu orang
tuanya. Banyak temanku yang telah melakukan hal serupa, which is good. Tetapi untuk kasus yang “langka”, ada yang sampai 3
tahun belum cukup berani untuk bertemu ortu pasangan. Padahal, ketika pasangan
itu sudah meminta anda, para perempuan untuk bertemu dengan orang tua pasangan
kalian, hubungan kalian bukanlah hanya lagi sekedar “pacaran yang main main”.
Memang benar, tidak semua pacaran akan berujung pada pernikahan nantinya,
tetapi kesungguhan dan niat untuk saling mengenal keluarga satu dengan yang
lain itu bukanlah hal yang seharusnya dianggap remeh temeh dan harus hati hati dalam meresponnya.
Statemen #1: Ketika
laki laki meminta anda (perempuan) untuk bertemu dengan orang tuanya, anda
telah dianggapnya menjadi bagian dari
keluarganya itu sendiri.
Begini,
ketika kalian pacaran, hal yang paling berat menguji kalian nanti adalah waktu.
Semakin lama pacaran itu, maka biasanya semakin berkurang rasa cinta. Sehingga,
yang menjadikan kalian saling menyayangi, dekat, perhatian dan saling menjaga
bukanlah cinta yang berdebar debar itu.
Melainkan
adalah komitmen.
Untuk
yang sudah pacaran hingga lebih dari 1 tahun akan mengerti apa yang saya
bicarakan ini. Karena perasaan bosan itu pasti ada dan muncul. Pasti. Tetapi,
memang ada caranya agar tetap menjaga dan menghidupkan “debar cinta” itu tetap
ada, namun bukan akan saya bahas dalam tulisan ini.
Nah,
ketika “pengikat” kalian bukan hanya cinta,
(melainkan juga komitmen, rasa nyaman, percaya, dan lain lain) maka secara
logis akan muncul keinginan untuk menjadikanmu, orang yang dekat dan dipercaya,
serta disayangi ini menjadi bukan hanya “sekedar berhenti menjadi pacar” tetapi
“menjadi bagian dari keluarga”. Kalau kata orang Jawa, Konco ki iso dadi dulur, neng
dulur ki ora mesti iso dadi konco (Teman itu bisa menjadi saudara, tetapi
saudara itu tidak pasti bisa menjadi teman).
Bedanya
sekedar pacaran dengan menjadi bagian dari keluarga itu adalah pada tanggung
jawabnya. Ketika kalian sudah mengenal ortu pasangan kalian, akan ada rasa
tanggung jawab juga kepada ortu pasangan kalian. Kalian bukan hanya nanti
menjaga hubungan dengan anaknya (pasangan anda) melainkan anda nantinya akan
memiliki tanggung jawab untuk menjaga hubungan
dengan ortu pasanganmu.
Kalau
kalian biasanya cuman pergi berdua saja, tidak menutup kemungkinan lho ketika
kalian sudah mengenal ortu pasangan kalian, kalian akan jadi lebih sering
keluar/ pergi dengan orang tuanya. Intensitas untuk bertemu dengan ortunya pun
akan bertambah. Dan yang seru, intensitas ortu pasangan kalian mencari dan keinginan untuk bertemu juga akan bertambah.
Karena
kalian telah dianggap menjadi keluarga itu sendiri.
Statement #2: Laki laki ingin merasakan kebanggaan ketika anda diperkenalkan dengan
orang tuanya. Disisi lain, laki laki ingin menunjukkan kebanggaannya atas
keluarganya kepada anda.
Paham
gak maksudnya? Atau beribet?
Jadi
gini maksudnya,
Manusia
itu bukan hanya dilihat dari fisiknya saja, namun dengan segala hal yang
melekat pada dirinya. Prestasi, jabatan, status sosial, kepribadian. Bukanlah
hal yang munafik bila kita pasti mempertimbangkan hal itu untuk mendapatkan
kekasih, iya kan?
Nah,
apa bila anda secara sadar tahu, bahwa anda adalah seorang yang istimewa,
(misalnya anda cantik, anda termasuk siswi/mahasiswa yang berprestasi baik,
anda memiliki kepribadian yang baik, anda kaya, dan hal hal lain yang sejenis
itu) maka pasangan laki laki anda ini ingin “memamerkan” anda kepada
keluarganya. Pasangan anda ingin pamer kepada orang tuanya karena bisa
mendapatkan anda yang “seistimewa” itu. Karena tentunya, pasangan anda pasti
pernah menceritakan tentang anda kepada orang tuanya. Pasti itu.
Nah,
disisi lain, laki laki ini ingin sekali menunjukkan hal yang dia banggakan dari
keluarganya kepada anda. Laki laki ingin menunjukkan bahwa keluarganya adalah
keluarga yang hangat kepada “orang baru” seperti anda mungkin. Atau keluarga
pasangan anda adalah orang yang termasuk orang yang terpandang, dan lain
sebagainya.
Rahasianya adalah
Laki laki ingin menunjukkan kepada
anda kebanggaannya atas keluarganya, kecintaannya kepada keluarganya dan
mengharapkan “kekaguman” dari anda serta mengharapkan
anda menjadi bagian dari keluarga tersebut.
Kenapa?
Karena
seperti itulah laki laki.
Oke,
sekarang saya akan membahas hal yang lebih teknis lagi.
Bagaimanakah sebaiknya respon anda
jika anda diajak oleh pasangan laki laki anda untuk bertemu keluarganya.
Saya
yakin, banyak yang takut untuk bertemu ortu pasangannya. Yaa karena tulisan ini
terinspirasi dari pengalaman saya sendiri.
Saya
yang menjadi pihak yang mengajak untuk bertemu dengan orang tua saya.
OK girls, ketika hal ini terjadi kepada
kalian, hanya ada 2 respon terbaik, dan selain itu adalah SALAH.
Kenapa
salah? Karena respon itu akan sangat melukai perasaan kekasih laki laki anda.
Respon #1: SANGGUPI TAWARANNYA DENGAN KEBERANIAN.
Maksudnya
adalah, berani saja. Berani itu justru bukan tidak takut lho ya... Berani itu
adalah orang yang takut, tetapi berusaha untuk memberanikan diri. Itu yang
namanya berani.
Tetapi
jika memang anda masih takut, tetapi juga memiliki keinginan untuk menerima
ajakannya, coba jelaskan dulu bahwa anda sebenarnya takut. Tetapi anda ingin
sekali menerima tawaran itu. Kemudian, mintalah pasangan anda untuk meyakinkan
anda untuk berani, serta anda juga harus memberanikan anda sendiri. Sedikit
gugup gapapa lho.. Justru itu menandakan anda tidak berbohong.
Respon #2: TOLAK DENGAN CARA YANG HALUS, BUKAN DENGAN BENTAKAN DAN AKHIRI DENGAN
PERMINTAAN MAAF SERTA KESEMPATAN DILAIN WAKTU.
Respon
ini adalah buat kalian yang memang 100% belum punya nyali untuk ketemu orang
tua pasangan. Tapi ingat, tolak dengan sehalus mungkin. Jangan sampai kalian
“meremeh temehkan” ajakannya, atau pun menolaknya dengan bentakan.
Kenapa?
Karena
pasangan anda akan merasa keluarganya tidak cukup baik untuk meminta anda
menjadi bagian dari keluarganya.
Seriously, It’s happen to me. And it’s
really hurt. Swear of God.
Kuncinya
adalah kejujuran dan juga kesadaran.
Tidak mungkin jika kalian ingin benar benar serius dengan pasangan anda, terus
berusaha mengabaikan kenyataan bahwa anda harus mengenal pula dengan
keluarganya.
Tulisan
ini saya dedikasikan khusus untuk kalian perempuan yang memang benar benar
menghargai pasangan anda dan hubungan anda bersamanya. Jangan sampai sekecil
kecilnya masalah membuat hubungan kalian bubar.
Semoga
tulisan saya ini bisa membantu anda untuk lebih bijaksana ya..
Karena,
Orang
yang bijak adalah orang yang mampu mengambil pelajaran serta hikmah dari kisah
orang lain tanpa perlu menunggu hal itu terjadi kepada dirinya sendiri.
Semoga,
hubungan kalian langgeng dengan pasangan ya..
Amiinn
:)
