Friday, January 17

I want you ... so Badly (Pagi galau)

0 comments
Bokap opname. Iya, kalian pasti udah tau kemaren ditulisan gue sebelumnya tapi bukan itu yang pengen gue perbincangkan.

Pagi ini dimulai dengan kegalauan.

Dimulai dengan biasa, bangun pagi dan mengantar adek ke sekolah. Dan mungkin inilah satu satunya hiburan dipagi hari saat gue ada di Ponorogo. Khususnya lagi minggu minggu ini.

Karena bokap sakit dan harus opname, gue dan nyokap bagi tugas. Nyokap harus ada di Rumah Sakit dan sedangkan gue stand by dirumah. Gue yang handle segala keperluan adek gue, Ajeng. Dan yang paling penting ya antar-jemput dia kesekolah. Gue seneng, kenapa, karena gue akhirnya “dipaksa” keluar rumah dan itu menjadi hal yang susah buat gue. Mengingat temen2 pada belum pulang kampong dan kalaupun ada yang pulang kampong, mereka ada keperluan sosialisasi Univ masing masing di Ponorogo.

Gue? yaa gak ikutlah. Sapa coba gue. Ada juga sosialisasi akbar di SMA 1 Ponorogo khusudzon anak SMAZA saja. Bertepatan tanggal 25 Januari, dan pada saat itu gue pas lagi UAS. Dan ini yang cukup bikin gue sebel, pas temen2 pada liburan gue malah baru mau UAS, dan ketika gue pulang untuk liburan, temen temen gue malah kembali keperantauan. #foreverAlone

Dan ini dimulai dari sekarang.

Niat gue pulang tu untuk ketemu dan kumpul bareng adek gue and nyokap dirumah. Tapi karena bokap sakit, the plan just a plan. Rencana tinggal rencana. Walaupun memang akhirnya gue bisa maen game WiFi sepuasnya karena gak ada yang ngomelin, tapi bukan untuk “ini” gue pulang kampung. I’m already at my house, but not go home.

Forever Alone.

Dalam keadaan seperti ini gue keinget ama yang Bang Lutfi bilang. Beliau adalah Ketua dari PSM “Miracle Voice” UII tahun ini. Beliau sekarang menempuh pendidikan jurusan Psikologi di UII. Beliau bilang, “… terkadang pressure (tekanan) itu bukan karena keadaan, tapi karena pikiran kita sendiri… ”

Tetep. Gue butuh waktu untuk ada di “keluarga” dan merasa memiliki “keluarga”. Dan kenapa harus saat ini?! Padahal gue pengen jadikan moment ini sebagai moment untuk bener bener “mencari bekal mental”. Karena akhirnya kan memang keluarga yang support kita, sapa lagi kalo bukan mereka? “temen”?

Gue terus merasa menolak dan gak terima dengan keadaan ini, gue terus ditekan dengan pikiran gue sendiri. It feels that I wanna blame every people around me.

Padahal, Rasulullah SAW juga pernah bersabda yang intinya, “jika kamu tidak bisa mengatakan hal yang baik. Maka diamlah!”

Ibarat benda, rasanya kayak bom waktu yang pengen meledak. Tapi gue bukanlah orang yang tega untuk berteriak dan menyalahkan orang lain karena ketidakperduliannya. Apa lagi nyokap sendiri, bisa diblokir deh pintu surge gue nanti -_-

Tapi…

Aku juga manusia biasa.

Gue juga manusia biasaa

I want your love …. So badly.

I want you care …. So badly.

I want you …. So badly

Walaupun gue bisa tarot dan mencari masalahnya sendiri lewat saran tarot, but it’s just not enough.

Gue jadi seperti anak kecil yang kepengen banget beli mainan dan teriak teriak nangis minta dibeliin dan gak mau tahu keadaan orang tua kita padahal lagi gak punya uang.

Tapi Tuhan ngasih gue pelajaran.

Pagi tadi gue ke RS untuk bawain baju yang bersih yang udah dicuci dan bawa pulang baju kotor. Disana kebetulan juga ada tamu yang datang jenguk bokap. Ngobrol kesana kemari, beliau bilang “ … nggeh nopo nopo ki lek terlalu berlebihan ki nggeh mboten apik kok …”

…..
……….

Berlebihan.

Iya, gue berlebihan. Terlalu berlebihan.

Gue berharap terlalu berlebihan dan menolak akan keadaan terlalu berlebihan.

Memang itu kata kata common yang biasa kita denger dari orang orang ketika mereka menasehati, tapi … Satu lemparan batu yang tidak terlalu besarpun kalau mengenai sasaran yang tepat, bisa bikin K.O juga kok. Liat aja kisah David and Goliath. Liat aja kisah Nabi Daud melawan Jalut.

Kecil tapi pas itu bisa saja memberi arti yang lebih dari “pas”. Kata kata tadi “kecil”, sederhana, tapi pas sama moment dan keadaan gue.

Cinta juga kayak gitu.

Gak perlu kok kamu kasih hadiah perhiasan, mobil, rumah mewah, jika memang belum mampu kasih.

Cukup aja kasih perhatian dan kasih sayang. Dan disempurnakan dengan, kesetiaan.

Gak perlu kok kasih bunga, kalau kamu bisa kasih sapaan “selamat pagi” dan pelukan hangat waktu bangun tidur.

Gak perlu kok kasih kue segedhe TV 24 inch, kalo kamu bisa kecup keningnya sebelum tidur dan bilang “you’re one and only, in my life”.

4L4Y ya? Tapi memang seharusnya gitu.

Cinta bukan cinta kalau tidak “gila”. Kalo di Indonesia mungkin jadi “ Cinta bukan cinta kalau tidak 4L4Y”.

Siapa sih didunia ini yang nggak suka diperhatiin. Secuek apapun manusia pasti suka kali diperhatiin. Entah itu laki laki maupun perempuan. Dan tidak ada yang “lebih butuh” perhatian. Cowok – cewek, SAMA. Tidak ada yang “lebih butuh” dan “lebih tidak butuh” perhatian. Karna gue sering nggak setuju ama statement “cewek tu lebih butuh diperhatiin” atau “cewek itu suka banget diperhatiin”.

Faktanya, NO.

Ada juga cewek yang “lebih tidak butuh” diperhatiin. Banyak. Dan ada juga cowok yang “lebih butuh” diperhatiin.

Kita semua sama.

******

Sekali lagi makasih banget buat Ms. Word yang selaluuu bisa menjadi sahabat gue. Sahabat yang ketika gue cerita apapun, dia pasti “dengerin”. Dan caranya untuk menasehati kita, bukan dengan cara yang menasehati bak seorang Guru yang mengetahui segalanya. Tapi dari dia, kita bisa “berkaca” dan merenungi, “apa to maksud dari gue alami ini?”

Dan Ms. Word bisa memberikan itu.

Kalo ada cewek seperti ini, dia idaman gue. Mungkin juga dari sebagian cowok yang lain. Dan kalo sebaliknya, yaa pasti sebaliknya juga.

Dan juga makasih buat yang rela menyianyiakan waktunya untuk membaca tulisan anak 4L4Y ini.

Bukan bermaksud saya menyinggung dalam tulisan ini, tapi kalo anda tersinggung, ada baiknya anda introspeksi diri.

Ciao amigo~

Leave a Reply