Friday, March 22

Gloomy Friday

0 comments
Gloomy Friday. Bener bener suasana yang paling cocok untuk menjelaskan kondisi perasaan saat ini. Indonesia, kehilangan Putra terbaiknya.

Meninggalnya Ricky Johanes tanggal 22 Maret 2013 pukul 17.45 menjadi pembuka kesedihan. Pioneer presenter bola yang sudah senior ini menghembuskan nafas terakhirnya hari itu. Kabar menyebutkan bahwa beliau meninggal diakibatkan serangan jantung setelah selesai meeting dengan kawan kawannya.

Untuk penyebabnya secara detil, gue kutip dari www.republika.co.id
Menurut dr Ari Fahrial Syam, SpPD, kematian Ricky Jo secara mendadak, bukan terjadi tiba-tiba. Ia mengatakan sebenarnya prosesnya pasti sudah berjalan sejak lama. Sebab, sumbatan di pembuluh darah jantung tidak terjadi dengan sendirinya.
Ia menjelaskan ada proses aterosklerosis pembuluh darah, penyempitan pembuluh darah dan terakhir sumbatan. "Kalau sumbatan terjadi pada pembuluh darah yang memperdarahi otot jantung tentu akan membuat otot jantung yang terkena sumbatan tersebut menjadi kekurangan oksigen bahkan sampai menyebabkan kematian jaringan otot yang terkena," jelasnya kepada Republika, Sabtu (23/3).
Ari yang kebetulan kenal dengan mendiang Ricky Jo, mencoba mengintip akun twitter @Rick_Jo, ternyata ada tiga hal yang membuat Ricky stres sebelum kepergiannya.
Menurut Ari, Ricky menyampaikan ocehannya melalui twitter. Ricky miris terhadap kondisi yang ada saat ini dimana orang saling menyalahkan dan merasa benar dan melupakan jati diri sebagai bangsa yang bermartabat. Ia juga sempat menyampaikan kekecewaan terhadap kemacetan Jakarta. Satu hal lagi, ia stres karena kehilangan ayah yang dicintainya sebulan lalu. "Bisa saja ketiga stressor ini yang mencetuskan terjadinya serangan jantung pada Ricky," ungkap Ari.
Ari menambahkan penyakit jantung koroner yang diduga menjadi penyebab meninggalnya mendiang. Gejala yang  muncul berupa nyeri dada. Nyeri ini biasanya nyeri menjalar ketangan kiri dan tembus kebelakang dada. "Nyeri dada seperti ditekan dan berlangsung lebih dari 10 menit," ujarnya.

Tapi, diluar itu semua, sosok Ricky Jo adalah salah satu presenter bola favorit gue. Padahal gue bukan orang yang begitu suka sepak bola, tapi kalo nontonnya ditemenin Ricky Jo tub rasa enak aja. Gataw kenapa, ada magnet yang bikin gue teduh saat almarhum nemenin gue nonton.

Yang paling bikin syok akan kepergian beliau adalah gue nonton perfom alharhum saat tayang di Stand Up Comedy Show Battle of Comic di Metro TV. Dan waktu sore esok harinya, gue denger kabar kalo Ricky Jo meninggal. Itu menjadi pertemuan gue deri sekian lama dan menjadi yang terakhir selama beliau masih hidup.

Kesedihan ini semakin berlanjut dengan pulangnya peserta X Factor Indonesia favorit kedua gue (setelah Fatin Shidqia), Agus Halifudin dalam Gala Show ke 5 dengan temanya Mega Hits Indonesia.

Agus masuk bottom two bersama Shena Marsiana yang sadisnya juga idola gue. Menjadikan bottom two paling gak sedap gue lihat karena semua adalah penyanyi paling berbakat dan paling enak setelah sekian lama gue rindu akan penyanyi yang bener bener “berkualitas” secara arti sesungguhnya. Yang satunya bersoul Jazz (Shena( dan yang satunya lagi punya suara cowok (gentleman) yang bener bener bisa bikin gue mrinding dengan lagu Cry Me a River-nya.

Dan berujung kepada kesimpulan gue, X Factor bakal gue “sebergairah” sebagaimana mestinya.

Yap, itulah sederet penyebab kesedihan di Jum’at yang seharusnya indah ini.

Untuk Bang Ricky Jo, selamat jalan. Beristirahatlah dengan tenang. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dalam menghadapi ini semua/

Untuk Agus, semoga nggak berhenti disini perjuangan lo. Gue mohon banget untuk Agus agar terus berkarya dan bikin album! Suara indah itu terlalu berharga itu disia siakan.

I love you, both of you.

Leave a Reply