Monday, January 16

Gak' Ada UANG, Rapor pun Jadi!

0 comments

Well, tulisan yang saya tulis ini berdasarkam kisah nyata yang dialami temen gue sewaktu akan daftar ulang disekolah ketika akan memasuki semester 2 kemaren.

Dia adalah Nata, nama lengkapnya Nata Meja (bukan nama samaran). Kisah ini belum dimulai ketika dia belum bangun tidur dan akan dimulai sebentar lagi. Yap sekarang.

Dikisahkan disekolah kami, membayar SPP dibayarkan sebelum semester yang akan dihadapi. Jadi kalo hari ini masih libur semester 1 trus besok lusa tu masuk semester 2, lha besok tu waktu mbayar SPPnya. Dan SPP itu dibayarkan dengan uang seluruhnya (yaiyalah). Dibayarkan di bank yang sudah ditentukan oleh sekolah. Lho? Kenapa gak sekolahnya aja mbayarnya? Karena muridnya terlalu banyak jadi mungkin pengurus TU bakal kelabakan buat naruh or nyimpen tu uang yang segitu banyak padahal perpustakaanpun sudah penuh dengan buku buku (abaikan).

Kembali ke Nata yang baru bangun. Seperti manusia pada umumnya, sebelum berangkat ke Bank pasti dia mandi, makan, pakek baju, dan sebagainya yang pasti bakal bosen kalo gue bahas disini -,-“. Setelah semua itu beres, Nata pun berangkat ke bank buat mbayar tu SPP dengan motor yang sudah dianggapnya istri ke2nya. Rumah Nata lumayan jauh dari kota, so kalo bensin habis dan gak bawa uang itu bener bener bakal jadi petaka yang luar biasa bingungnya kalo gue jadi Nata, dan disana katanya masih daerah yang cukup pedesaan yang penjual bensin eceranpun belum berceceran di pinggir jalan.

Nata pun sekalian membawa rapotnya untuk daftar ulang. Jadi habis bayar SPP kan dikasih kuitansi tuh, lha habis itu kita disuruh kesekolah untuk memberikan bukti ato kuitansi pembayaran SPP bersamaan dengan dikumpulkannyalah rapot kami ke TU. (tuh kan isinya “buku” doang).

Perjalanan pun dialui Nata dengan halangrintang yang luar biasa besar untuk mencapai bank. Sesekali dia harus melakukan tancap gas, sesekali juga dia harus ng.rem motornya secara tiba tiba. Terus begitu HINGGA AKHIRNYA! (jeng jeeeeng) motor yang ditungganginya ke habisan BENSIN! Dia pun shock! Kaget! Gundah! Bingung! Galau! Bahkan sempat nangis nangis dibawah shower dengan mampir kerumah warga setempat. Setelah beribu ribu tahun terlewati, akhirnya Nata pun kembali kepercayaan dirinya. Berdiri mantap DAN LALU…… mendorong motornya ke tempat penjual eceran terdekat. Ribuan mil sudah ia jalani, ribuan kilo jalan yang ia tempuh alhasil Nata pun berhasil menemukan PENJUAL BENSIN ECER (prok prok prok :D).

Langsung saja Nata pun memesan bensin untuk ia suapkan kepada motor kecintaannya itu. NAMUN eh NAMUN! DOMPETNYA KETINGGALAN!! lagi lagi Nata pun shock, kaget, bingung, galau, bahkan sempat pura pura mati kayak si Radityadika. Dan ia pun akhirnya bangun lagi karena takut malah dikubur dalam keadaan mati tapi sebenarnya masih hidup ama si empunya tukang bensin.

Karena bensin pun sudah dituang kedalam motor si Nata dan juga dalam keadaan kepepet gak bawa dompet serta gak bawa HP, ide gila, cerdik, dan aneh seseorang yang kepepet pun muncul! Dia jadikan rapot yang dia bawa sebagai jaminan atas tu bensin yang tertuang itu. Sontak, penjual bensin pun ganti yang kaget dan shock tapi gak sampek pura pura mati, karena kalo sampek pura pura mati pasti tu Nata udah kabur tanpa bayar.

Awalnya si empunya bensin rada ragu ragu and gak percaya. Si empu pun memasang wajah curiga dengan menyipitkan mata, bibir mrengutm dagu naik dan kalo itu sinetron pasti bakal di zoom in. Nata pun ketakutan, dunia berasa mau runtuh menindihi dirinya tapi Nata tak tinggal diam. Dia pun mengeluarkan jurus Wajah Mamel miliknya dan ALHASIL!! Cara itu berhasiiill!! Yeeeeee.. (prok prok prok :D). Seketika, Nata pun sujud syukur, bersyukur atas nikmatnya keberuntungan dan keberhasilan Jurusnya tersebut.

Ending nya, Nata pun pulang kembali dengan bensin full dan pastinya kembali dengan ke tempat penjual bensin tersebut. Mengambil dompet, menjawab pertanyaan si Bunda “nyapo we mbalek maneh?” (kenapa kamu kembali lagi?) dari sang Bunda, dan akhirnya kembali ke penjual bensin dan melunasi bensinnya. Lalu melanjutkan perjalanan untuk membayar SPP dan melakukan daftar ulang seperti yang telah saya terangkan tadi diatas.

Yap itulah akhir dari kisah yang kocak, fenomenal, serta tak terduga dari temanku, Nata. Dan sungguh, cerita tadi nyata tapi dibumbui dengan majas Hyperbola yang sudah saya bilang di post sebelumnya. Dan yang pastinya lagi, cerita ini saya tulis berdasarkan persetujuan si yang punya cerita.

Bila ada kesamaan cerita, tokoh, dan setting itu hanya kebetulan yang biasa terjadi disekitar kita. Trima kasih telah bersedia membaca :D

Salam tulis menulis…

Leave a Reply