Wednesday, October 28

Salah manuver dalam jatuh cinta

0 comments


Selalu menjadi kesalahan klasik bagiku, ketika aku kemudian jatuh cinta, responku selalu tak terkendali. Mengira semuanya selalu sesuai dengan rencana, bahwa “lawan”ku pun juga jatuh cinta padaku.

Jika kisah yang sekarang berusaha aku bangun adalah kembali kepada kegagalan, maka ini adalah kegagalanku untuk yang ke-5 kalinya. Menjadi kegagalan paling singkat dalam sejarah membangun relationship. Sialan memang.

Tetapi,

Untungnya aku sungguh sangat mengenali diriku sendiri. Aku sangat paham bahwa “respon meledak ledak” ku ini sangat nyaris tidak mungkin diredam. Sehingga, aku kemudian berusaha mencari jalan lain untuk mempersempit daripada kemungkinan terburuk yang lebih besar. Dengan cara: harus lebih cepat move on serta membiasakan diri dengan kemungkinan terburuk -> di tolak mentah mentah.

Yaa, mau bagaimana lagi. Aku laki laki. Yang harus menjadi pihak yang selalu “mendahului” dalam sebuah sistem relationship di Indonesia. Mendahulu mendekati, mendahului mengajak bicara, mendahului mengajak kencan, dan mendahulu menyatakan perasaan.

Dan laki laki yang tidak memahami posisi ini akan sulit untuk kedepannya.

Aku bukan orang yang takut gagal. Tetapi kepekaanku terhadap ambang kegagalan sudah demikian terlatih.

Tidak mudah. Aku harus merasakan pengabaian yang sering dari setiap cerita yang aku usahkan untuk skenariokan.

Tapi tak apa. Aku tegaskan, aku laki laki.

Aku harus begitu smart untuk jatuh cinta. Bukan kemudian menunggu keajaiban menunggu dalam diam, tanpa usaha.

Dalam setiap menungguku, aku harus kemudian selalu berkembang.

Hingga dalam penantian yang sibuk itu, setiap laki laki yang baik akan dipertemukan dengan perempuan yang baik.

Begitu juga sebaliknya.

Leave a Reply