Apa beda antara “Masalah” dengan “Tanggung Jawab”?
Kuliah memang belum saja
dimulai tetapi sudah harus dihadapkan dengan realita kesulitan untuk memilih.
Konser Padus atau Festival
Reog Nasional.
Awalnya niatan Konser ada
dibulan Oktober namun karena adanya beberapa hal, menjadikan harus diundur
hingga waktu yang belum ditentukan.
Untuk Festival Reog Nasional,
Manggolo Mudho direncanakan tampil pada tanggal 23 Oktober 2014. Awalnya, aku
sudah pasti tidak bisa ikut karena terikat kontrak lebih dahulu dengan Konser. Tapi
kalo boleh jujur, aku lebih milih untuk tampil di FRN.
Karena setelah ditelisik,
menari lebih membuatku menjadi diri sendiri daripada menyanyi.
Tapi, bukan berarti aku nggak suka untuk nyanyi dan ikut konser,
hanya saja ketertarikan itu seperti memudar karena terlalu berbelitnya masalah
yang ada. Serta mulai tergantikan dengan hal lain yang lebih menjanjikan.
Aku pengen agar segera konser
dan tanggung jawab ini hilang.
Muleg. Terlalu macam macam perhitungan atau malah
perhitungan yang kurang. Harusnya bisa segera dieksekusi, eh, diundur, diundur,
diundur.
Sulit sekali melihat profit disini.
Semua itu ada batas waktunya. Kalau
tidak segera, ibarat pemanasan, badan yang dibiarkan lama tidak segera
berolahraga akan dingin lagi.
Frontalnya,
Buang buang waktu.
Aku seharusnya bisa membangun
karir di-nari dan melejit dengan hasil yang lebih baik daripada eksekusi lama
yang menjadikan waktu serta momentum akan semakin hilang.
Sayangnya,
Semua ini sudah terlanjur. Sudah
menjadi tanggung jawab. Dan aku,
Aku benci dengan kondisi ini.
Aku benci perasaan dimana aku
harus menjelaskan ketidakmampuanku dan “meminta” orang lain untuk memahami dan
mentoleransi kekuranganku.
Aku merasa,
Payah.
Aku ingin mundur sajalah
