Tuesday, February 4

RESEARCH part 2

0 comments
Di postingan sebelumnya gue secara tersirat bilang bahwa gue sangat berat sekali untuk memberikan kontribusi bantuan dalam berupa uang donasi. Dikarenakan karena gue pun juga sangat membutuhkan uang itu untuk kebutuhan gue sendiri. Dan gue rasa banyak kok yang mengalami hal yang sama. Yang menjadikannya berbeda apakah gara gara kita tidak bisa berkontibusi lewat uang, apakah sudah lenyap begitu saja??

Gue pikir jawabannya TIDAK! Jika memang benar kita belum mampu dengan peran yang besar, maka ayo kita ambil peran yang kita bisa lakukan dulu. Let’s stop just ONLY DREAMING, start ACTION and DO WHAT YOU CAN TO DO.

Jika niatnya memang ingin memberi kontribusi, kecil besar harusnya kita pasti ambil dong. Nah berarti, semua itu kembali ke niat. Yuk kita luruskan niat :)

Gue udah menuliskan semua organisasi yang sekarang ini gue ikuti tapi jujur, yang gue aktif cuman beberapa doang. Cuman FFI dan YESC. Organisasi yang lain, jujur gue mulai kagak aktif lagi. Apalagi yang FKPH dan PSM, gue mulai jarang join. Kenapa? Karena Alhamdulillah di Ponorogo temen temen FFI juga pada pulang dan kami niatan bikin projek juga. Lalu juga gue mau juga mau handle masalah kuliah yang lumayan agak ribet, remidi gue lumayan bro. So, gue mementingkan pendidikan dan keadaan didaerah gue.

Nah sedangkan untuk TurunTangannya pak Anies Baswedan ini gue dalam proses untuk ikut aktif, kemarin tanggal 1 Februari 2014 TurunTangan Jogja habis mengadakan acara Reresik Pantai di Pantai Parangtritis untuk bersih bersih pantai. Sayangnya gue gak bisa join juga, karena udah ada janji dulu sama YESC untuk dateng diacara Sharing and Motivation. Small and simple action for big change, and Inspiration :)

Di postingan sebelumnya gue udah bahas kan soal Greenpeace sekarang ini gue mau bahas tentang WWF Indonesia dan OFI (Orangutan FoundationInternational)

Orangutan Foundation International atau yang disingkat dengan OFI ini adalah foundation yang punya misi “ … to support the conservation, protection, and understanding of orangutans and their rain forest habitat while caring for ex-captive orangutan orphans as they make their way back to the forest … “

Beliau bernama Dr. Biruté Mary Galdikas, orang yang memiliki peran yang sangat penting dan vital dalam konservasi di Tanjung Puting ini. Jadi ceritanya Orangutan itu adalah hewan Endemik asli Indonesia. Maksud dari hewan Endemik itu adalah hewan itu HANYA BISA DITEMUI di Indonesia saja. Orangutan ini hanya ada di Indonesia dan bisa ditemui di Kalimantan dan Sumatra saja. (kecuali di Kebun Binatang). Jadi, Dr. Birute ini datang ke Indonesia trus ketemu sama si Orangutan ini. Melihat kondisi Orangutan yang semakin terancam habitatnya karena diratakan dan pengen dijadikan lahan perkebunan sawit, beliau tergerak hatinya untuk memperjuangakan eksistensi dari habitat serta Orangutan itu sendiri. Gue pun juga tahu dan tergerak untuk research karena habis nonton JALAN JALAN MEN! edisi Tanjung Putting barusan tadi sore. Yang muncul pertama kali malahan kesan aneh gitu. Aneh karena ada orang “asing” yang malah sebegitu pedulinya dengan Orangutan di Indonesia. Dan karena ingin mengetahui secara lebih dalam lagi juga untuk menghentikan rasa suudzon ke Dr. Birute ini gue riset sendiri siapa dia sebenarnya dan apa misinya. Dan langsung gue percaya, dia memang orang yang layak diakui akan pengabdiannya. Karena apa? Dialah satu satunya manusia didunia ini yang paling lama meneliti dan memperlajari tentang Orangutan. Gak percaya juga? Research aja deh langsung kesini.

OKE. NEXT.

WWF Indonesia ini merupakan bagian dari WWF yang udah berkelas Internasional gitu brow.. WWF ini punya tujuan utama yaitu untuk menghentikan dan memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi serta membangun masa depan, dimana manusia hidup selaras dengan alam. Ada kesadaran bahwa masalah pelestarian lingkungan hidup ini nggak bisa cuman dilakukan oleh WWF Indonesia aja. Jadi kita pun juga diajak untuk menjadi bagian dari pelestarian lingkungan dengan melakukan hal hal yang bisa kita lakukan. Dan mereka ini nggak kerja asalkan kerja aja. Mereka punya prioritas pusat kerja keanekaragaman hayati yang penting yang dikenal sebagai Global 200 Ecoregions. Ada cukup banyak cara yang ditawarkan jika kita pingin banget untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam memaksimalkan kinerja WWF dalam mewujudkan cita citanya.

Antara lain : bergabung menjadi Supporter WWF Indonesia yang salah satunya adalah dengan dengan memberi donasi secara kontinu maupun satu kali saja, Corporate Partnership (mengembangkan model kemitraan yang inovatif untuk bekerjasama dengan perusahaan dalam upaya bersama menjaga, melestarikan dan mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam yang berada dalam kondisi mengkhawatirkan), mengikuti lowongan pekerjaan yang ditawarkan WWF, atau bahkan dengan cara yang simple banget yaitu mengikuti tips tips yang diberikan WWF untuk membantu melestarikan lingkungan dalam kehidupan sehari hari.

Asik kan? Seru banget kan ngebayangin gimana kalo kita bener bener bisa ikut dan menjadi bagian disana. Betapa kita benar benar mampu menjadi Agent of Change untuk kelestarian lingkungan hidup kita. Bukan cuman berdampak kepada Indonesia doang lho. Tapi DUNIA! WOW!

Dengan berkampanye, kita menebar informasi dan menebar kesadaran. Kesadaran bahwa kita ini bener bener punya tanggung jawab lho. Kita, manusia, hidup didunia ini sebagai khalifah. Sebagai seseorang yang “dititipi” Dunia oleh Tuhan. Dititipi lho, bukan untuk “memiliki” Dunia. Yang artinya, barang titipan itu HARUS kita jaga dan ketika diminta HARUS dalam keadaan baik pula.

Bayangin aja, ketika kalian nitip barang ketemen kalian. Dan temen kalian ini mengiyakan berjanji untuk menjaga barang titipan kita. Kita pun percaya. Ehh ternyata setelah kita minta barangnya malah rusak semua, gimana gak emosi coba. Dan karena kita emosi, kita jadinya marah marah dan pukul pukulin barang titipan kita itu ke temen yang kita mintai tolong untuk jaga barang tadi.

Dan adegan “pukul pukulan” itu jika kita bawa ke realita sekarang, adalah bencana yang setiap hari menerjang dunia. Banjir di Jakarta adalah salah satu contoh paling dekat dengan kita. Sang Pemilik barang itu (Tuhan) marah, ketika tau barang titipannya (dunia seisinya) rusak. Sebenernya bisa aja Sang Pemilik ini “mengambil” barang itu, tapi karena masih ada orang orang yang baik, masih ada orang orang yang punya keinginan, kemampuan dan kesadaran untuk memperbaiki segalanya ini, maka Sang Pemilik pun “kasih kesempatan”.

Dan tibalah saat ini. Dimana kalian sedang membaca tulisan ini dan mungkin ada sesentil kecil didalam sana yang akhirnya sadar dan tergerak. Kalian bisa menjadi “sang penapak jembatan” dan bisa saja menjadi “penjembatan”. Pilih saja yang sesuai dengan kemampuan kita saat ini dan jangan berkecil hati.

Dan kalian bisa mulai untuk menulis, membuat sebuah blog, dan mengkampanyekannya.

Lakukan yang bisa kita lakukan, agar apa yang kita lakukan bisa menjadi “proposal” yang bisa kita tawarkan kepada Tuhan untuk melakukan hal yang besar dan berdampak lebih, dengan seizing-Nya :)

Leave a Reply