Tuesday, October 29

Festival Bumi Reog (late-post)

0 comments
Lama sekali tak jumpa kawan. Bener bener sulit cari waktu buat nulis. Gak ada kuliah yang gak pulang jam 5 sore dan ditambah lagi harus segera latihan senggak dalam rangka Manggolo Mudho yang ikut lomba Festival Reog Nasional (FRN) di Ponorogo. Dan Manggolo Mudho tampil pada hari Sabtu malam minggu ini, jam 10 malam.

Ngomongin tentang Manggolo Mudho, dulu gue pernah janji untuk nulis soal itu kan ya? Mau aku ceritain nih, yang artinya bakal jadi late-post. Gapapa ya

 5 Oktober 2013.

Hari yang sungguh istimewa ini pun datang juga. Hari dimana Festival Bumi Reog (FBR) yang dilaksanakan di Monumen S.O 1 Maret Km.0 Yogyakarta menjadi waktu pembuktian bagi kami, bahwa kami mampu. Acara yang dimulai pukul 7 malam ini sudah ramai dari satu jam sebelumnya. Para pengunjung yang antusias berjubel memadati lahan yang dijadikan tempat mereka duduk untuk menyaksikan pertunjukan seni khas Ponorogo. Ada beberapa macam tarian yang akan dibawakan dengan pertunjukan Reog sebagai Finalnya. And this is we train for.

Kami para senggak (penyanyi pengiring reog) dan para penari bersiap siap dibelakang panggung. Dengan penerangan yang seadanya karena adanya kesalahan teknis, tidak menyurutkan semangat untuk menampilkan yang terbaik dengan membawa nama baik Ponorogo dipundak. Acara inipun ternyata juga mengundang pihak Dinas Pariwisata untuk hadir dan menyaksikan persembahan dari Ponorogo untuk menjelang ulang tahun Jogja. Entah ini memang disengaja atau kebetulan.

Dan acarapun, dimulai.

Suguhan pertama sudah pasti adalah sambutan sambutan. Dari ketua panitia dan dari pihak pihak lain terkait. Setelah usai, masuklah pada acara hiburan dengan mempersembahkan Tari Merak. Walaupun ada juga kesalahan teknis akibat dari ketidaksiapan  beberapa pihak, namun Tari Merak mampu dibawakan dengan lancar nan indah.

Setelah usai Tari Merak ada pertunjukan tembang tembang (lagu lagu) dalam bahasa Jawa. Tembang Mocopat dan kawan kawannya, dibawakan oleh Kang Mas Tri Aji. Suaranya yang berat nan menggairahkan mampu membius penonton yang hadir.

Pertunjukan tari kedua dibawakan oleh 3 penari handal yang juga menuntut ilmu di UNY jurusan Pend. Seni Tari pula. Sayangnya, gue lupa apa nama tariannya dan yang unik dari tarian ini adalah mereka menggunakan bulu bulu merak sebagai salah satu ornament yang mencolok dari tari ini. Tari ini pun tidak kalah menyedot perhatian penonton.

Ditengah acara juga dibawakan nyanyi nyanyian tentang semangat ke-Indonesia-an.

Dan tibalah waktu yang paling dinanti nanti penonton dan seluruh panitia penyelenggara serta para penari, waktunya Tari Reog menjadi gong penutup pecahnya pertunjukan di Festival Bumi Reog ini.

Penonton pun semakin antusias dan ada yang memilih untuk berdiri agar dapat melihat lebih jelas. Gue dan teman teman senggak pun segera ambil bagian dalam mengiri tarian. Begitu juga para penarinya.

Dan…

Itu menjadi 23 menit tercepat yang pernah ada. Rasa bangga, puas, dan bahagia bercampur memenuhi dada. Betapa bangganya bisa menjadi bagian dari sesuatu yang sempurna dalam membawakan identitas dirimu, identitas kotamu yang paling kamu banggakan dan ditambah dengan apresiasi yang sesungguhnya apresiasi.

Yang membuatnya tambah PECAH, adalah temen temen Ponorogo yang juga ikut hadir dan menyaksikan pertunjukan seni yang dibanggakan oleh seluruh warga Indonesia.

 Mempertunjukan REOG di Jogja, satu lagi Achievement Unlock !!

Leave a Reply