Sunday, December 2

Guru yang baik tu,,,

0 comments
Gak terasa, besok udah waktunya Ujian Akhir Semester di sekolah gue, SMA 1 Ponorogo. Dan gak terasa, umur gue di SMA tinggal kurang dari 5 bulan dan harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, di Perguruan Tinggi.
Persiapan? Jujur masih belum ada persiapan yang terlalu signifikan sih. Entah kenapa, gue seperti “belum sadar” untuk segera “bangun”. Padahal, sangat sangat banyak tantangan yang lebih horror dan menyeramkan didepan seperti, UAN dan SNMPTN.
Gak ada tema khusus dari tulisan gue yang ini. Gue berasa begitu galau dan gak tau harus bagaimana. Rasanya masih berat banget untuk belajar and buka buku. Padahal mata pelajaran yang diujikan besok tuh B. Inggris dan Pendidikan Agama Islam, ya syukur Alhamdulillah gue masih bisa ngejar materi itu.
Dan di kelas 3 ini, pelajaran yang menurut gue paling sulit tu bukannya Fisika ato Matematika, justru KIMIA! Mungkin ini Karena faktor gurunya yang kalo ngajar pakek tehnik diawang/dikawang/dibayangin aja. Iya! Cuman di bayangin. Padahal kimia kan punya segala apa yang disebut dengan reaksi, penghitungan reaksi, dan banyak banget. Apalagi BAB Halogen dan kroni kroninya. Huaduh! Ampun deh. Untuk temen temen yang kelas 3 pasti setuju deh kalo Bab Halogen dan Kroninya di Kimia kelas 3 ini susah banget. Dan materi sesulit ini sangat amat susah dikuasai kalo cuman dibayangin aja. Bisa dibilang, gue cuman menguasai materi 20% aja! Mengenaskan!
Sedangkan Fisika, menjadi pelajaran yang lumayan asik buat gue. Memang sih ada banyak rumus tetapi syukur deh dengan guru yang system belajarnya step by step dan bukan yang ngawang ato lompat lompat, menjadi (sedikit) lebih mengerti.
Jadi menurut gue, belajar tu bo’ong banget kalo guru itu gak berpengaruh, yang penting muridnya rajin belajar and nanya. Sekarang masalahnya, apakah semua siswa itu mampu aktif dan rajin seperti itu? Kalau memang yang diingin dari pembelajaran disekolah adalah semua muridnya pintar, bukannya murid yang manut ke guru aja. Harus ada hubungan saling timbal balik dan integrasi antara guru dan murid. Guru jangan terlalu egois dan siswa juga yang jangan terlalu malas. Karena pada dasarnya, guru yang mendukung dan berkompeten mampu menjadikan pelajaran yang tidak disukai menjadi disukai. Dan guru yang tidak berkompeten mampu menjadikan pelajaran yang disukai menjadi tidak disukai. Ini fakta lho!
So, bukan waktunya guru itu menjadi diktator-nya murid. Guru juga harus mengerti bagaimana “maunya” dan “karakter” si murid. Tetapi, si murid juga harus “tau diri”, jangan selalu segala apa yang diinginkannya harus terpenuhi. Karena sesuatu yang kita inginkan belum tentu yang terbaik bagi kita.
Dan tulisan ini mengingatkan gue akan film KUNGFU PANDA 1 dimana system belajara siswa itu ada yang “berbeda”. Dan guru yang hebat, mampu menjadikan hal yang “berbeda” itu menjadi potensi yang amat sangat besar dan berpengaruh.
Juga ada kata kata dari film Anime Naruto, “ Guru yang baik itu akan menghasilkan murid yang baik juga”, Jiraiya.
Semoga para guru tidak menjadi orang yang cuman bisa ngajar  aja ya.. Tetapi, bisa menjadi Sang Pendidik!
Salam tulis! LJ

Leave a Reply