Ketika kita membandingkan antara hypnosis barat dengan hypnosis timur, bukan berarti kita sedang menilai baik dan buruknya, benar dan salahnya, atau antara ilmu putih dan ilmu hitam yang sesat. Kedua hypnosis tersebut adalah hypnosis yang bebas nilai, sama seperti halnya dengan pisau, yang dapat berfungsi untuk memasak atau membunuh orang. Hal hal mengenai tentang baik dan buruk, salah dan benar, bukan terletak pada ilmunya, tetapi kepada orang yang menggunakan ilmu tersebut untuk kebaikan seseama manusia atau untuk kejahatan.
Yang menjadi tren di Indonesia saat ini adalah hypnosis Barat. Keilmiahannya yang dapat dijabarkan serta perkembangan aplikasinya yang membantu kehidupan manusia menjadikan hypnosis Barat banyak yang ingin mempelajarinya. Sedangkan, Hipnosis tradisional mulai ditinggalkan bahkan dianggap sebagai ilmu hitam dan jahat. Hal itu karena ritual yang dianggap primitive dan cenderung menyimpang dari kaidah kaidah agama.
Ada beberapa hal yang mungkinperlu untuk dipahami dari hal hal tersebut. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang memiliki nilai rasa yang sangat tinggi sehingga sisi sugesti pun sangat tinggi. Ada banyak fenomena dan teknik hypnosis yang sudah lama diterapkan dan dibangun dimasyarakat sebagi budaya. Antara lain, istilah sirep untuk menidurkan anak yang sedang rewel, sapeh untuk memisahkan bayi dengan putting susu ibunya, peluluh untuk menklukan orang yang kasar, “ telepati” sebagai sarana komunikasi dalam budaya Jawa. Itu semua adalah bagian dari kekayaan proses hypnosis budaya Indonesia. Namun, justru lebih n=banyak orang Barat yang belajar hal ersebut dari budaya kita.
Di satu sisi, hal tersebut dapat menjadi ”power” , khususnya dalam budaya Barat. Namun, Bangsa Indonesia yang memiliki sugesti tinggi mudah dipengaruhi oleh energi tersebut. Artinya, masyaraka Indonesia dengan niali ”rasa” yang tinggi membuatnya dapat lebih mudah mengaktualisasikan pikiran bawah sadar (sub-conscious) yang menyimpan power sangat besar dalam dirir manusia. Kita mengenal intuisi, telepati, clairvoyance, ESP yang merupakan potensi terpendam dalam manusia dan hanya dapat diaktualisasikan melalui “rasa” yang dimiliki masyarakat bangsa Indonesia.
Jadi menurut saya, Kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki nilai “rasa” yang tinggi seperti yang tleh dijelaskan diatas, justru jauh lebih dapat mengoptimalkan pikiran bawah sadar yang memiliki potensi luar biasa dalm manusia. Dan dengan “power” yang luar biasa ini akan dapat membawa bangsa Indonesia lebih maju dari orang Barat yang malah belajar tentang “rasa” dari Bangsa Indonesia yang sangat luar biasa ini.
Kembali ke Artikel.. ^^
Namun sebaliknya, pengaruh negatif dari praktek hypnosis tradisional sangat mudah masuk dan kena pada masyarakat kita karena yang memiliki dari sugesti tinggi. Sihir seperti santet, pellet, pengasih, teluh, guna-guna, daln lain sebagianya sangat mudah masuk dalam masyarakat Indonesia, yang memiliki sugesti tinggi memercayai dan meyakini al hal tersebut.
Ulasan diatas tidak dimaksudkan untuk memberi label mana aliran hypnosis yang lebih baik atau lebih buruk. Kita justru memadukan kedua aliran tersebut dan diharapkan perpaduan itu menjadi sebuah pendekatan hypnosis yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia dengan budayanya.
Sumber: REal Art of Hypnotism
Saturday, January 23
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
